Guru dari SMA di Labuan Bajo Jadi Pemateri dalam Pelatihan Kepemimpinan SDGs Kepala Sekolah di Maluku

Sebanyak 40 kepala sekolah ikut dalam "Pelatihan Kepemimpinan SDGs dalam Mendukung Merdeka Belajar Tahun 2024”

Floresa.co – Guru dari salah satu SMA swasta di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat terlibat sebagai pemateri dalam sebuah pelatihan tentang kepemimpinan baru-baru ini yang melibatkan para kepala sekolah di wilayah Maluku.

Pelatihan pada 4-6 Oktober itu digelar oleh Balai Guru Penggerak [BGP] Maluku, menggandeng Asosiasi SDG Certified Leaders Angkatan IV dari SDG Academy Indonesia.

Bertajuk “Pelatihan Kepemimpinan SDGs dalam Mendukung Merdeka Belajar Tahun 2024,” kegiatan ini digelar di salah satu hotel di Ambon secara blended – tatap muka dan daring.

SDGs merupakan singkatan dari Sustainable Development Goals [Tujuan Pembangunan Berkelanjutan] yang ditetapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Terdiri 17 tujuan, SDGs berupaya mendorong pembangunan berkelanjutan di tingkat global.

Pelatihan ini yang mengedepankan prinsip kerja sama antarpihak untuk mencapai tujuan bersama adalah bagian dari upaya mencapai SDG 17 [kemitraan untuk mencapai tujuan], khususnya tujuan 17.17.

Poin ini menargetkan “mendorong dan meningkatkan kerja sama pemerintah-swasta dan masyarakat sipil yang efektif, berdasarkan pengalaman dan bersumber pada strategi kerja sama.”

Peserta pelatihan terdiri dari 40 kepala sekolah yang datang dari berbagai penjuru Maluku, seperti Ambon, Tanimbar, Maluku Tengah, Banda Neira, Kei, Seram dan Saparua.

Para peserta pelatihan bersama narasumber. (Dokumentasi Angly M Sae)

Para narasumber berasal dari Asosiasi SDG Certified Leaders Angkatan IV yang berjumlah enam orang.

Salah satunya adalah Angly M Sae, guru dari SMA Lentera Harapan Labuan Bajo yang berbagi tentang kepemimpinan SDGs untuk menggerakkan literasi di sekolah. 

Narasumber lain adalah Efrini yang memandu pengerjaan action plan dan komitmen SDGs; Yoga Hadiprasetya yang berbagi tentang internalisasi perubahan iklim dalam kurikulum sekolah; dan Akmal Abudiman Maulana berbagi tentang ekonomi sirkular di satuan pendidikan.

Selain itu adalah Selvy Anggriani Syarif yang berbagi tentang kepemimpinan SDGs untuk mencegah berbagai jenis kekerasan di sekolah dan Acep Lukman Nul Hakim tentang kepemimpinan SDGs untuk membangun green school.

Selain narasumber yang hadir secara fisik di lokasi kegiatan, SDG Academy Indonesia juga hadir secara daring untuk memperkenalkan SDGs dan menguraikan pencapaian SDGs di Indonesia hingga tahun ini.

Sejumlah materi dalam pelatihan ini menuntun pada upaya-upaya kolaborasi untuk berkontribusi pada berbagai pencapaian SDGs di Indonesia.

Materi tentang kepemimpinan SDGs untuk menggerakan literasi di sekolah dari Angly antara lain berkontribusi pada pencapaian SDG 4 [pendidikan berkualitas], utamanya tujuan 4.6.

Target dari tujuan itu adalah “pada tahun 2030, menjamin bahwa semua remaja dan proporsi kelompok dewasa tertentu, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki kemampuan literasi dan numerasi.” 

Materi berjudul “Kepemimpinan SDGs: Menggerakkan Literasi Sekolah” itu dibagi dalam beberapa sub pembahasan.

Selain menelisik literasi dari perspektif SDGs dan kesesuaiannya dengan target literasi nasional, Angly juga mengulas masalah, tantangan, dan peluang yang kemungkinan dihadapi sekolah ketika hendak berkontribusi pada pencapaian SDGs, khususnya dalam bidang literasi.

Materi ini diakhiri dengan berbagi contoh praktik baik yang telah dilakukan di SMA Lentera Harapan Labuan Bajo sebagai ide untuk bisa didiseminasikan ke sekolah-sekolah di Maluku.

Praktik baik itu adalah PENA, sebuah program pelatihan menulis cerpen asik menggunakan design thinking dengan tema kearifan lokal Labuan Bajo.

Survei pada akhir pelatihan menunjukkan 94 persen peserta menilai kegiatan ini bermanfaat bagi mereka.

Fitriah Djibran, Kepala Sekolah SD Negeri 70 Ambon berkata, pelatihan ini perlu “terus disemarakkan dan kami siap mengimbaskannya.”

“Pelatihan ini sangat penting.Dengan demikian, perlu ada pelatihan selanjutnya,” menurut Geutrida Tuanger, Kepala Sekolah SDN 202 Maluku Tengah.

Angly berharap, melalui kegiatan ini peserta mengalami peningkatan kompetensi, utamanya dalam ranah kepemimpinan SDGs.

“Setiap kepala sekolah diharapkan mengenal SDGs dan mengimplementasikan praktik baik projek SDGs bersama guru-guru dan murid di sekolah dalam upaya mendukung program Merdeka Belajar,” katanya.

Selain itu, jelasnya, terjalin kemitraan yang strategis dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuan bersama, “yakni meningkatkan kualitas pendidikan di Maluku secara khusus dan Indonesia secara umum serta berkontribusi pada pencapaian SDGs di Indonesia.”

Ia menambahkan, pelatihan kepemimpinan SDGs adalah juga bagian dari upaya mendukung Merdeka Belajar di Maluku.

Para kepala sekolah, katanya, diharapkan bisa membantu guru dan tenaga kependidikan sebagai komponen strategis dan penting dalam melaksanakan proses pembelajaran.

“Guru sering diandaikan sebagai ‘ujung tombak’ dalam implementasi berbagai kebijakan ke dalam ruangan pembelajaran. Untuk mendukung fungsi dan peran guru di sekolah, kepala sekolah perlu memahami peran dan tanggung jawab dalam memimpin guru-guru dan sekolahnya,” katanya.

“Kepala sekolah harus memiliki kualifikasi dan kompetensi yang mumpuni untuk mengusahakan mutu pendidikan yang baik di sekolah,” tambah Angly.

Editor: Ryan Dagur

Artikel ini terbit di halaman khusus KoLiterAksi. Jika Anda adalah pelajar, mahasiswa, guru, dosen, pemerhati pendidikan ataupun masyarakat umum dan tertarik menulis di sini, silahkan kirimi kami artikel. Ketentuannya bisa dicek dengan klik di sini!

Silahkan gabung juga di Grup WhatsApp KoLiterAksi, tempat kami berbagi informasi-informasi terbaru. Kawan-kawan bisa langsung klik di sini.

Artikel Terbaru

Banyak Dibaca

Baca Juga Artikel Lainnya