Salah satu SMK Negeri di Kabupaten Manggarai Barat menggelar sosialisasi Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia [UKBI], bagian dari upaya mengembangkan keterampilan para pendidik dan peserta didik.
Kegiatan yang berlangsung di Aula Tefa SMK Negeri 1 Kuwus pada 20 September itu merupakan bagian dari program SMK Pusat Keunggulan yang digagas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Kegiatan itu menghadirkan narasumber Bernardus Tube Beding, dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Katolik Indonesia St. Paulus Ruteng.
Kepala SMK Negeri 1, Egideus Helmon berkata, kegiatan ini bertujuan mengukur kemahiran berbahasa Indonesia pendidik dan peserta didik, lisan maupun tulisan.
Kegiatan ini juga merupakan “bentuk latihan sekaligus proses belajar untuk meningkatkan kompetensi dan kemahiran berbahasa.”
Ia berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kompetensi bahasa Indonesia pendidik dan peserta didik dalam aspek literasi maupun numerasi.
“Dengan demikian SMK Negeri 1 dapat melahirkan generasi yang tidak sekadar cerdas secara akademis dan keterampilan, tetapi juga memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik serta mencintai dan melestarikan budaya bangsa,” katanya.
Dalam sosialisasi itu, Bernardus memberikan beberapa informasi terkait UKBI Adaptif, di antaranya tahap pelaksanaan serta teknis pendaftaran dan pengujian UKBI Adaptif Merdeka.
Ia berharap pendidik dan peserta didik dapat “mengaplikasikan informasi yang mereka terima saat sosialisasi ini agar pelaksanaan UKBI dapat berlangsung secara lancar dan kondusif.”
Peserta didik SMK Negeri 1, kata dia, akan mengadakan UKBI secara daring melalui laman ukbi.kemdikbud.go.id pada 2 Oktober.
Melalui sosialisasi ini, pendidik dan peserta didik juga diharapkan dapat “mempersiapkan diri dalam menguasai bahasa Indonesia dengan baik sehingga dapat berkontribusi positif dalam perkembangan pendidikan dan budaya di Indonesia.”
“Saya mengapresiasi SMK Negeri 1 Kuwus yang memberi ruang kepada pendidik dan peserta didik untuk mengikuti UKBI secara berkala,” katanya.
“Ini merupakan program yang baik dalam membangun kompetensi berbahasa para pendidik dan peserta didik,” tambahnya.
Editor: Herry Kabut