Setiap kota, termasuk Kota Ruteng, tulis Frumens Arwan, selalu punya dua sisi: yang dipertontonkan dan yang disingkirkan seperti najis. Sisi yang kedua itu harus segera disadari, disembuhkan, dan dijamah, tidak terus-menerus disingkirkan.
Sejarah mencatat bahwa sejumlah mantan mahasiswa yang sebelumnya getol menentang kekuasaan justru―meminjam istilah Benda―berkhianat secara intelektual setelah terbuka jalannya menuju kekuasaan.