Polemik proyek geothermal Wae Sano sudah berlangsung sejak 2018 lalu. Hingga saat ini, berbagai upaya dilakukan oleh perusahaan dan pemerintah, termasuk membuat MoU dengan Keuskupan Ruteng. Warga, sekalipun tidak banyak dilibatkan dalam proses-proses yang ada tetap menyatakan penolakan karena proyek itu berlangsung di ruang hidup mereka.