Floresa.co – Seorang nasabah BRI di Kabupaten Manggarai sukses mengembangkan usaha dagang beras berkat suntikan modal pinjaman dari Kredit Usaha Rakyat atau KUR.
Ia kini bisa mendapat omset belasan juta per hari dari dua toko yang berbasis di Ruteng.
Susana Sumanti Jemanur, warga Kampung Wae Palo, Kelurahan Bangka Nekang, Kecamatan Langke Rembong berkata, ia mulai merintis usaha jual beli beras sejak 2013.
Kala itu, ia berbagi tempat di toko milik ayahnya di Pasar Inpres Ruteng,
“Kami hanya menjual barang-barang kios serta dua sampai tiga ton beras,” katanya kepada Floresa.
Lantaran masih belajar soal bisnis dan situasi pasar, usahanya sempat jatuh bangun.
Ia pun memutar otak, mencari solusi agar usahanya bisa berkembang.
Pada 2013 itu, Susana memutuskan mengajukan dua kali pinjaman dana KUR ke BRI Unit Motang Rua, yang totalnya Rp100 juta.
“Berkat pinjaman dari BRI, perlahan-lahan saya mulai menata kembali usaha dan memutuskan membuka stand sendiri,” kata perempuan 37 tahun itu.
Seiring berkembangnya usaha, pada 2015 ia mengajukan pinjaman lagi.
Lantaran usahanya berkembang pesat, Susana pun naik kelas dan menjadi nasabah binaan BRI Cabang Ruteng, bukan lagi di unit, dengan pinjaman ritel yang lebih besar.
Pinjamannya ke BRI Cabang Ruteng jadi Rp150 juta.
Dengan dana pinjaman tersebut, Susana memindahkan tokonya ke lokasi di luar pasar, yang ia sebut lebih strategis dan mudah dijangkau pembeli. Toko itu hanya khusus menjual beras.
“Lambat laun toko semakin ramai. Kebutuhan akan modal untuk jual beli beras semakin banyak,” katanya.
Susana berkata, setelah melunasi pinjaman terdahulu, ia kembali meminjam dana KUR Rp500 juta.
Ia pun menambah toko baru di Kelurahan Carep, Kecamatan Langke Rembong. Ia menyebut toko itu sebagai “gudang besar atau seperti ruko” yang menjual bahan bangunan serta beras.
“Hingga kini, beras yang saya jual berton-ton,” katanya.
Dengan volume penjualan demikian, dalam sehari kedua tokonya bisa menghasilkan omset antara Rp15 juta sampai Rp20 juta.
Penghasilan itu membuat ia berhasil membeli ruko di Laci, yang sebelumnya disewa dengan sistem kontrak.
Susana berkata, “BRI sangat membantu saya ketika mengalami kesulitan modal.
“Saya menerima dukungan yang begitu besar dari BRI,” katanya, “saya juga sudah membangun rumah dari hasil jualan.”
Ia berkata BRI selalu hadir dalam setiap kesulitannya, sehingga saat ini “keuntungan usaha saya sudah lebih dari cukup.”
Susana mengaku, dalam pemberian kredit, BRI juga bertindak sebagai konsultan bagi nasabah, dengan memberi solusi atau saran atas kondisi keuangannya.
Ia mencontohkan Kepala BRI Cabang Ruteng yang pernah memberi solusi agar membagi kredit dalam jumlah besar, yakni kredit investasi RC Rp1,8 miliar dengan bunga sembilan persen per tahun.
RC merupakan pinjaman rekening koran di mana plafon pinjamannya dicantumkan pada rekening koran debitur sesuai dengan kesepakatan dengan bank berdasarkan perjanjian kredit. Jenis pinjaman ini umumnya digunakan untuk membiayai modal kerja debitur sehari-hari.
Selain itu, kata Susana, ia juga mengajukan kredit bunga menurun sebesar Rp1,3 miliar.
“Saya merasa lega dan merasa sangat terbantu karena solusi yang diberikan meringankan saya,” katanya.
Kepala BRI Cabang Ruteng, Ony Wijayanto berkata, program KUR bertujuan menambah modal pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah [UMKM] sehingga usaha mereka bisa berkembang.
Program KUR, katanya, tidak memberatkan para pelaku UMKM karena persyaratannya mudah dan bunganya sangat kecil.
Ia berkomitmen BRI Ruteng terus meningkatkan perannya menjembatani tumbuhnya UMKM, baik dari sisi pinjaman untuk permodalan, simpanan maupun jasa bank lainnya.
