ReportaseMendalamBTNK Bakal Denda Wisatawan yang Tak Kantongi Tiket Elektronik, Pemandu Wisata Tuntut Fasilitas yang Memadai

BTNK Bakal Denda Wisatawan yang Tak Kantongi Tiket Elektronik, Pemandu Wisata Tuntut Fasilitas yang Memadai

Kalau pelayanan buruk, wisatawan tidak akan berkunjung lagi, kata pemandu wisata

Floresa.co – Pemandu wisata di Labuan Bajo menuntut Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) agar menyediakan fasilitas yang memadai jika ingin mewajibkan tamu memesan tiket elektronik atau e-ticket saat berkunjung ke TN Komodo.

Tuntutan itu merespons kebijakan BTNK yang menyatakan akan mengenakan denda terhadap wisatawan yang tak memesan tiket elektronik saat masuk ke TN Komodo.

Dalam sebuah video yang diterima Floresa pada 26 Juni, Lily, seorang perempuan yang mengaku sebagai petugas patroli BTNK berkata pihaknya akan mengenakan denda lima kali lipat kepada pelaku wisata yang tidak membeli tiket melalui aplikasi Siora.

Kebijakan itu, kata dia, mulai berlaku pada 1 Juli.

“Wisatawan yang masuk wilayah Taman Nasional Komodo wajib menggunakan e- tiket,” katanya.

Kepala BTNK, Hendrikus Rani Siga berkata, pihaknya akan melakukan sosialisasi secara bertahap terkait denda tersebut.

Dalam sosialisasi pada 16 Januari, ia menjelaskan Siora adalah sistem informasi yang memadukan segala kebutuhan pengelolaan, salah satunya terkait e-ticketing, yang memudahkan wisatawan ke TN Komodo untuk melakukan reservasi dan pembayaran tiket secara online.

Siora, kata dia, juga memuat fitur pengelolaan TN Komodo termasuk manajemen zonasi, mapping, do and don’ts (informasi yang boleh dan dilarang) dan informasi-informasi terkait daya tarik wisata di kawasan itu.

Ia berkata, selama ini — sebelum ada Siora — pengunjung harus datang ke pos untuk membeli tiket. 

Dengan adanya aplikasi, kata dia, tiket bisa beli kapan saja dan pengunjung tidak harus datang ke pos. 

“Aplikasi ini digunakan biar tidak perlu antre beli tiket, apalagi di musim ramai,” katanya kepada Floresa pada 27 Juni.

Hendrikus berkata, Siora menyediakan banyak fitur dan informasi yang dapat membantu pengunjung selama berwisata di TN Komodo dalam berbagai bahasa.

Bahasa yang tersedia, kata dia, berasal dari negara-negara yang warganya pernah berkunjung ke TN Komodo. 

Ia berkata, penerapan Siora merupakan bagian dari program 100 hari Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni yakni “semua daerah konservasi yang menjadi tujuan kunjungan wisata diharapkan sudah menggunakan e-ticketing.”

Selama ini, kata dia, seorang pengunjung bisa memiliki lebih dari satu tiket ketika berkunjung ke TN Komodo, yakni tiket masuk hingga tiket untuk sejumlah kegiatan. 

Dengan Siora, katanya, berbagai tiket itu dijadikan satu saat membayar layanan wisata.

“Sekarang pakai QR code untuk pembayaran secara total (untuk tiket masuk dan kegiatan). Setibanya di TN Komodo, petugas BTNK cukup melakukan scan barcode e-ticketing tersebut,” katanya seperti dikutip dari Detik.com

Hendrikus berkata, melalui Siora, jumlah kunjungan ke TN Komodo bisa langsung terpantau setiap saat. 

Sebelumnya, kata dia, jumlah kunjungan harian baru bisa diketahui paling cepat sore hari karena petugas harus melakukan rekap terlebih dahulu secara manual.

“Melalui Siora, bisa terpantau jumlah kunjungan setiap hari. Itu realtime dan akan masuk ke backhand data kami terkait kunjungan dari mana saja,” katanya.

Hendrikus berkata, Siora bisa menjadi instrumen untuk melakukan pembatasan kunjungan harian ke TN Komodo jika nanti menerapkan carrying capacity (daya dukung kawasan). 

Karena itu, pembelian tiket ditolak oleh sistem jika kuota kunjungan harian sudah terpenuhi. 

“Ke depan akan menerapkan carrying capacity juga untuk masing-masing destinasi karena ini kawasan konservasi tidak seperti kawasan-kawasan pada umumnya. Siora ini bagus untuk carrying capacity,” katanya.

Hendrikus berkata, dalam layanan Siora, pembayaran tiket ke TN Komodo ditransfer ke rekening BRI, selanjutnya langsung ditransfer ke kas negara.

Sebelumnya, kata dia, uang hasil penjualan tiket dikumpulkan oleh petugas BTNK baru disetor ke rekening BRI untuk selanjutnya ditransfer ke kas negara.

Tak Ditunjang Fasilitas Internet

BTNK mulai memberlakukan pemesanan tiket melalui aplikasi Siora sejak 17 Januari dan sempat memberi toleransi kepada pengunjung untuk membeli tiket secara offline selama dua depan, hingga 31 Januari.

Namun, penggunaan aplikasi tersebut dinilai tidak maksimal karena “masih banyak pelaku wisata yang membeli tiket secara manual.”

Jho, seorang pemandu wisata menyebut banyak pelaku wisata yang mengeluhkan aplikasi itu karena tidak ditunjang dengan fasilitas internet yang memadai.”

Setiap kali hendak masuk ke tempat wisata, kata dia, wisatawan kerap kesulitan menunjukkan barcode e-ticket kepada petugas BTNK. 

“Di beberapa tempat wisata di kawasan TN Komodo belum ada internet, bagaimana para wisatawan menunjukan barcode?” katanya kepada kepada Floresa pada 26 Juni.

Jho menyebut jaringan internet di beberapa tempat wisata seperti Pulau Padar, Long Beach dan Taka Makassar tidak memadai, kendati BTNK telah memasang Star Link.

“Emang berapa kekuatan Star Link? Misalnya, dalam satu hari ada lebih dari 80 guide (pemandu wisata) yang masuk ke Pulau Padar. Itu belum termasuk wisatawan. Apakah Star link bisa diakses?” katanya.

Jho mengaku keputusan terkait denda itu tidak pernah dibicarakan dengan para pelaku wisata. 

“Tidak ada sosialisasi, yang ada hanya mereka memberi informasi. Kalau ada sosialisasi, pelaku wisata akan mempertanyakan kebijakan itu,” katanya.

Ia berkata, BTNK menginformasikan kebijakan itu melalui akun Instagram, namun “komentar kami komentar di situ tidak ditanggapi.”

“Kami juga menghubungi mereka (BTNK) lewat WhatsApp, tapi tidak ditanggapi,” katanya.

Jho menilai kebijakan tersebut sangat merugikan para pelaku wisata dan “banyak tamu yang merasa terganggu karena petugas patroli sampai memasuki kapal dan memeriksa e-tiket.”

Ia mengaku banyak waktu dihabiskan untuk melayani para petugas patroli itu sehingga “waktu kami untuk melayani tamu terpotong.” 

“Ini yang membuat tamu merasa tidak nyaman,” katanya. 

Jho mengkritisi pernyataan petugas patroli yang mewajibkan wisatawan untuk membeli tiket dua hari sebelum keberangkatan.

”Bagaimana dengan tamu yang mendadak? Apa kami harus pending (tunda)?”, katanya. 

“Yang paling penting dari wisata kan pelayanan. Kalau pelayanan buruk, wisatawan tidak akan kunjungi lagi. Yang rugi siapa?”, tambahnya.

Tamu Batal, Uang Tiket Tak Dikembalikan

Jho juga mengungkap buruknya pelayanan BTNK di mana “kalau ada tamu yang cancel (batal) dan terlanjur beli tiket, mereka tidak mengembalikan uangnya.” 

Padahal, kata dia, seringkali agen wisata menggunakan uang pribadi untuk membeli tiket. 

“Sistemnya, kami beli dulu tiket, nanti tamu akan ganti. Ketika tamunya  cancel, otomatis itu menjadi tanggung jawab agen,” katanya.

“BTNK tidak mau mengembalikan uang tiket. Mereka bilang itu urusan pribadi agen dan tamu,” tambahnya.

Jho berkata, selama ini ada ratusan tamu yang batal melakukan perjalanan wisata dan agen terlanjur membeli tiket. 

“Kira-kira uang itu ke mana?”, katanya.

Seorang pemandu wisata yang meminta Floresa tak menyebut namanya mengaku pernah membeli tiket drone untuk beberapa tamu dengan total Rp2 juta.

Namun, para tamu itu batal mengunjungi TN Komodo karena maskapai membatalkan penerbangan lantaran cuaca buruk seperti yang terjadi saat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.

“Saya proses pembelian tiket drone dari uang pribadi bukan uang tamu. Tamu akan full payment (pembayaran penuh) ketika selesai tour,” katanya.

Hendrikus Rani Siga berkata, uang pembelian tiket telah masuk ke kas negara dan “administrasinya juga susah.” 

Karena itu, “kami anjurkan untuk datang ke kantor BTNK saja untuk mencari solusinya. Ia mengimbau agar agen sebisa mungkin memastikan tamunya datang agar tidak terjadi cancel.

Editor: Herry Kabut

DUKUNG KAMI

Terima kasih telah membaca artikel kami.

Floresa adalah media independen. Setiap laporan kami lahir dari kerja keras rekan-rekan reporter dan editor yang terus berupaya merawat komitmen agar jurnalisme melayani kepentingan publik.

Kami menggalang dukungan publik, bagian dari cara untuk terus bertahan dan menjaga independensi.

Cara salurkan bantuan bisa dicek pada tautan ini: https://floresa.co/dukung-kami

Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah mendukung kami.

Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel WhatsApp dengan klik di sini.

BACA JUGA

spot_img

TERKINI

BANYAK DIBACA