Karya: MILIN KOWA
Mimpi sejumpai menghanyutkan diriku
Merekah masa depan yang penuh tanda tanya
Malam itu
Kumengerti yang kucari
Kumengerti yang kunanti
Satu
sebuah
ya
Aku tahu
Aku temukan
Mataku memandang keanggunan
Hatiku melirik kenikmatan
Hasratku terpenuhi
Badai padang pasir penghempas kehidupan
Menandakan neraka menanti
Ah omong kosong
Aku tak takut neraka
Asalkan aku puas dengan kenikmatanku
(suara rakyat)
Sudah lama mereka tidak punya malu
Sudah lama mereka seakan memiliki peran ganda
Penderma sekaligus perampok
Pelindung sekaligus pembunuh
Jangan jadikan kami kelincimu
Kami hanya sejumpai mimpi
Yang bagimu tak berarti
Setiap kau pejamkan mata
Menjauhlah
Bertolaklah ketempat yang lebih dalam
menyendirilah
Agar kaumengerti
Apa arti memiliki
Apa arti merindukan
(suara koruptor)
Tidak
Jangan
Bukan
Haruskah selalu mengingkari
Terlalu sering kenyataan menghanyutkan jiwa yang sedih
Ledakan halilintar adalah gemuruh gairahku padamu
Terjangan air terjun adalah deras birahiku pada harta
Tak pernah binasa
Ia telah menguasai aku
Ia tlah menaklukkan diriku
Aku sungguh berdosa
Tapi itulah aku
Aku telah termakan keserakahan dan kesombongan diriku
Pahlawanku aku menyerah
Merelakan segala bahkan sebelum kau berontak
(Suara rakyat)
Cukup sudah pedih ini
Jangan kau sakiti kami lagi
kami sudah sangat menderita
kami ingin merintih tanpa nyeri
Siapakah kami terdengar dalam kebisuan
Teraba dalam kehampaan
Termiliki dalam kehinaan
kami sungguh ada yang telah nyata
kamulah tempat harapan dan kerinduan kami
kami ingin merdeka dan bebas
Hingga tak ada lagi lorong penderitaan dan kehinaan
Bahkan tak perlu darah
Untuk menggapainya
Semuanya ada setelah engkau percaya dan berharap padaNya
Namun……
Apakahkami masih percaya dan berharap padamu lagi???
Setelah kamu menyakiti hati kami???
Milin Kowa merupakan calon imam, kini sedang kuliah di STFK Ledalero, Maumere-Sikka