Floresa merupakan media independen berbasis di Flores, NTT. Baca selengkapnya tentang kami dengan klik di sini!

Dukung kerja-kerja jurnalistik kami untuk terus melayani kepentingan publik
ReportasePeristiwaTidak Ada Dana untuk Pulang, Atlet Kempo Peraih Medali Asal Mabar Tertahan di Tangerang

Tidak Ada Dana untuk Pulang, Atlet Kempo Peraih Medali Asal Mabar Tertahan di Tangerang

Floresa.co – Sembilan orang atlet kempo asal Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) yang ikut dalam ajang Kejuaraan Nasional Kota (Kejurnaskot) Tangerang saat ini tertahan di Tangerang, Provinsi Banten.

Mereka, termasuk pelatih Nani Suwardi, belum bisa kembali ke Mabar karena tidak ada dana, demikian laporan Tribunnews.com.

Tiga dari para atlet itu meraih medali saat turnamen. Mereka adalah Siska, yang meraih medali emas serta dua orang yang meraih perunggu, yaitu pasangan putri remaja Rija Siti Hawa dengan Zakia Sabila.

Karena belum bisa kembali, para atlet yang masih duduk di bangku sekolah menengah belum mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolahnya.

“Seharusnya kami sudah pulang ke Labuan Bajo sejak tanggal 15 Juli 2017. Tetapi sampai sekarang belum bisa pulang karena tidak ada uang,” kata Nani, Rabu, 19 Juli 2017.

Selama mengikuti event, rombongan atlet utusan dari daerah wisata itu pindah-pindah hotel bahkan harus inap di hostel yang harga Rp 60 ribu per malam.

“Kami tiba di Tangerang tanggal 11 Juli 2017 dan inap di Hotel Yellow B. Pada tanggal 12 kami cek in di Hotel Siti, sampai 14 Juli 2017. Lalu kami pindah inap ke Pusdiklat Shorinji Kempo. Sampai saat ini masih menunggu kepastian pulang,” jelas Nani.

Rombongan atlet kata dia, berencana ke Denpasar menggunakan pesawat. Selanjutnya melewati jalan darat menggunakan bus dari Denpasar ke Labuan Bajo, sehingga membutuhkan waktu tiga sampai lima hari.

Namun rencana perjalanan pulang juga masih belum pasti karena harus menunggu uang kiriman dari keluarga dan kenalan.

Warga Labuan Bajo prihatin dengan kondisi yang dialami oleh para atlet Kempo Mabar.

“Atlet kita kesulitan dan sengsara di Tangerang saat ini. Sementara kita di Labuan Bajo bersenang-senang karena Tour de Flores atau TdF. Kalau untuk TdF, pemerintah dan DPRD siaga untuk kucurkan uang sampai miliaran. Tetapi kalau untuk atlet sendiri, cuek. Ini yang miris,” kata warga Labuan Bajo, Adrianus Ajil. (Tribunnews.com/Floresa)

DUKUNG KAMI

Terima kasih telah membaca artikel kami.

Floresa adalah media independen. Setiap laporan kami lahir dari kerja keras rekan-rekan reporter dan editor yang terus berupaya merawat komitmen agar jurnalisme melayani kepentingan publik.

Kami menggalang dukungan publik, bagian dari cara untuk terus bertahan dan menjaga independensi.

Cara salurkan bantuan bisa dicek pada tautan ini: https://floresa.co/dukung-kami

Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah mendukung kami.

Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel WhatsApp dengan klik di sini.

BACA JUGA

spot_img

TERKINI

BANYAK DIBACA