Sampah di Ruteng Tak Terurus

Ruteng, Floresa.co Kondisi kebersihan di kota Ruteng, ibukota Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) kian memprihatinkan.

Pantauan Floresa.co, Sabtu, 26 Mei 2018, sampah bertebaran di berbagai titik di kota itu. Mulai dari kawasan sekitar kantor bupati, kantor-kantor pemerintahan lainnya, pusat pertokoan, pasar, hingga pemukiman penduduk.

Kondisi paling parah terdapat di sekitar kawasan pasar Ruteng. Tumpukan sampah, selain menyajikan pemandangan yang buruk dan menjijikkan, juga menebarkan aroma busuk.

Kondisi tersebut sangat mengganggu pengunjung yang hendak berbelanja beragam kebutuhan di tempat itu.

Susan (35), salah seorang pengunjung mengaku sangat terganggu dengan pemandangan dan aroma tersebut. Kondisi pasar Ruteng, kata dia, tidak memberikan kenyamanan kepada pengguna pasar.

“Kami sangat terganggu dengan tumpukan sampah ini. Tumpukan sampah ini menimbulkan bau yang tidak sedap. Padahal pasar ini merupakan pusat ekonomi dan perdagangan masyarakat,” tandasnya.

Jika pengunjung atau pembeli yang hanya datang sesekali saja merasa terganggu, apalagi dengan para pedagang yang setiap hari dari pagi sampai petang berada di tempat itu. Setiap hari mereka menikmati tumpukan sampah dan menghirup udara dengan aroma tak sedap.

Erik (26), salah seorang pedagang, menuturkan, untuk kebersihan pasar tersebut, mereka membayar uang kebersihan sebesar Rp 5.000 per bulan. Namun petugas tak pernah mengurus sampah dengan baik.

“Selama ini kami tidak pernah melihat petugas kebersihan dari Pemda datang untuk mengangkat sampah. Selama ini kami sendiri yang angkat bawa ke tempat pembuangan sampah,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Manggarai, Marsel Gambang, yang dihubungi melalui selulernya belum memberikan penjelasan terkait permasalahan sampah ini.

CHE/EYS/Floresa

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini