Floresa.co – Di tengah protes warga terhadap proyek geothermal di Poco Leok, Kabupaten Manggarai, NTT, PT Perusahaan Listrik Negara [PLN] menyalurkan bantuan babi kepada warga pendukung proyek itu.
Bantuan itu diklaim sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility [CSR] PT PLN yang saat ini sedang berupaya memperluas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi [PLTP] Ulumbu ke wilayah Poco Leok.
Bertajuk “Program Desa Berdaya Untuk Kawasan Geothermal Ulumbu yang Mandiri”, bantuan tersebut diserahkan secara simbolik di Ruteng pada 16 Juni 2023 oleh Lalu Irlan Jaya, Asisten Manajer Perizinan dan Umum PLN Unit Pelaksana Proyek Nusa Tenggara 2.
Sebanyak 70 warga Desa Lungar yang mendapat bantuan babi tersebut.
“CSR ini merupakan bantuan awal PLN usai melakukan koordinasi kepada masyarakat pada bulan Maret 2023,” kata Jayadi, seperti dilansir Swarantt.net.
Ia menjelaskan, bagi warga Desa Lungar, beternak babi menjadi usulan prioritas selain pertanian.
Program bantuan tersebut, lanjutnya, bertujuan mendorong kemandirian warga dan bentuk kepedulian PT PLN “terhadap kondisi kehidupan masyarakat.”
Ia menampik program itu berhubungan dengan penolakan warga terhadap proyek geothermal.
“Jadi tidak ada hubungannya dengan penolakan proyek panas bumi,” ungkapnya sebagaimana ditulis TTelisik.id.
“PLN mau ambil hati masyarakat”
Tadeus Sukardin, petani asal Lungar menduga program bantuan PLN ini sebagai upaya mendapatkan dukungan warga bagi proyek pengembangan geothermal Ulumbu.
“PLTP Ulumbu sudah beroperasi sejak 2012, dan CSR baru diberikan kepada masyarakat Poco Leok ketika ada penolakan terhadap rencana pengembangannya di sini,” ungkap Tadeus kepada Floresa, Senin, 3 Juli.
Dugaan tersebut, kata dia, menjadi semakin kuat karena penyaluran babi sebagai CSR PT PLN hanya ditujukan kepada 70 orang warga pendukung proyek.
“Padahal, ada ribuan orang di sini yang menolak geothermal. Jelas bahwa bantuan itu hanya mau mengambil hati masyarakat,” katanya.
Diklaim untuk Gerakan Program TEKAD
Achmad Nahwan, General Manager PLN Unit Induk Pembangunan [UIP] Nusra juga mengatakan, selain untuk melahirkan kawasan desa tangguh binaan PLN, bantuan ternak babi tersebut untuk menggerakkan kelompok masyarakat yang telah dibentuk oleh Desa Lungar melalui Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu [TEKAD], yang berada di bawah Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi [Kemendes PDTT].
Namun, klaim Achmad dibantah oleh Agustinus E. Persli, Fasilitator Program TEKAD Kecamatan Satar Mese.
“Program TEKAD dari Kementerian Desa dan sumber dananya tidak sama dengan dana milik PT PLN yang disalurkan melalui CSR itu,” ungkapnya kepada Floresa, Senin, 3 Juli.
Ia mengatakan, program TEKAD dilaksanakan berdasarkan usulan masyarakat desa, sehingga penyalurannya “tidak pandang bulu, dilakukan di semua RT, baik pro maupun kontra proyek geothermal.”
“Kita sudah susah payah membentuk kelompok, lalu PLN keluarkan pernyataan bahwa mereka beri dana untuk mendukung program TEKAD,” tambahnya.
“Kebetulan pribadi yang usulkan proposal ke PLN itu adalah kader desa, tetapi dia melakukan itu secara pribadi, bukan atas nama TEKAD”, tambahnya.
Hal senada disampaikan Adi Raja, Koordinator Program TEKAD Kabupaten Manggarai.
Adi mengatakan pada Senin, 3 Juli, “sumber pembiayaannya jauh berbeda,” di mana “program TEKAD dari Kemendes PDTT dan CSR dari PLN.”
Sementara itu, Eduardus Joman, Kepala Desa Lungar menjelaskan, CSR PT PLN disalurkan tanpa sepengetahuan pihak desa.
“Kami tidak tahu program bantuan PLN itu. Itu tanggung jawab penerima dan penyalurnya dan yang mengusulkan itu kepada PLN. Ada orang dekat mereka yang juga kebetulan kader desa,” katanya kepada Floresa.
Diberikan di Tengah Upaya Menggolkan Proyek Geothermal
Upaya PT PLN meloloskan proyek geothermal Poco Leok melalui pemberian dana CSR gencar dilakukan sejak tahun 2022.
Achmad Nahwan, sebagaimana ditulis Telisik.id, mengatakan dana CSR yang dialirkan ke wilayah sekitar PLTP Ulumbu adalah komitmen perusahaan tersebut untuk “menjadikan tenaga listrik sebagai media meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, mengupayakan tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi dan menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.”
Tahun 2022, PT PLN memberikan 200 lembar seng kepada warga Desa Wewo dan Desa Lungar.
Selanjutnya, bantuan berupa penataan lapangan bola dan peralatan pendukung untuk lingkungan SMP Negeri 20 Satar Mese, perbaikan dan pemberian sarana pendukung untuk SDN Damu, pelatihan sablon dan biaya naik daya listrik untuk kelompok di Desa Wewo dan Desa Lungar, juga pelatihan jurnalistik pemuda serta kamera profesional untuk mendukung kegiatan tersebut.
Selain bantuan babi, beberapa hari belakangan PT PLN juga memberikan sumbangan pipa air untuk warga Desa Lungar.
Penyaluran dana CSR tersebut dilakukan di tengah gencarnya perjuangan warga Poco Leok menolak rencana pengembangan geothermal Ulumbu Unit 5-6 di wilayah tersebut.
Proyek geothermal di Poco Leok, wilayah yang mencakup 14 kampung adat di tiga desa, termasuk Desa Lungar, dikerjakan oleh PT PLN, dengan pendana Bank Jerman Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW).
Ini merupakan proyek perluasan PLTP Ulumbu yang beroperasi sejak tahun 2012 dan menghasilkan 10 MW energi listrik.
Proyek di Poco Leok, yang berlokasi sekitar tiga kilometer ke arah timur Ulumbu, direncanakan akan menghasilkan energi listrik 2×20 MW.