
NYANYIAN PETANI
Sebakul doa kau bawah ke sawah
kau semaikan di sudut pematang hati
menanti musim panen yang tak lupa datang
membawa cinta untuk ibu yang tak kunjung henti
menyulam doa
di sudut pondok bersama kawanan pipit
Kau sambut panas dan dinginya bumi
dalam selimut lumpur kau lantunkan sajak
semua perut anak manusia
menari-nari sepanjang parit sawah
menanti panenan
dari petak-petak perjuanganmu
Tetes keringatmu menyuburkan ladang
cerita indah dari boca-boca desa
menanti sesuap nasi
pemberian ibu dari rahim dapur
setiap kali senja mengantarmu pulang
bersama cangkul dan sabit
menanti pagi
PELACUR TAMBANG
Lidahmu menari melumat perut bumi
Tangan-tangan najis mengelus pusat bumi penuh nafsu
Jari-jari baja, mengeruk memuntahkan bumi
Kau tertawa tak bernada, dikalah bumi mendesah kesakitan
Dasar kau pelacur tambang
Pelacur berdasi, otak di balik kehancuran bumi
Kau lecuti, seluruh baju dan celananya
Menelanjangi tubuhnya, yang tak berdosa
Kau jilat seluruh isi tubuhnya
Kau nyenyak di atas hangatnya, penderitaan rakyat
Kau biarkan tangisan mereka terbungkus debu tambang
Pelacur tambang
Bom keegoisan kau ledakan,
Di atas perut yang lapar
Kau tembakan meriam kejahatan
Di tengah kedahagaan rakyat..
Pelacur tambang kau bangsat….
Jakarta, Januari 2015
Norben Syukur merupakan pemuda kelahiran Cibal, Manggarai, Flores, NTT. Alumnus STF Driyarkara Jakarta ini, sekarang bekerja sebagai jurnalis di Jakarta.