Pemprov Kukuh Bangun Hotel di Pede, Aktivis : Itu Artinya Ruang ‘Perang Terbuka’ Dimulai

 

Kris Bheda Somerpes dari Komunitas Bolo Lobo sedang berbicara dalam acara sosialisasi terkait rencana pembangunan hotel di Pantai Pede, Sabtu (17/1/2015).
Kris Bheda Somerpes dari Komunitas Bolo Lobo sedang berbicara dalam acara sosialisasi terkait rencana pembangunan hotel di Pantai Pede, Sabtu (17/1/2015).

Labuan Bajo, Floresa.co – Pemerintah Provinsi NTT kukuh untuk membangun hotel di Pantai Pede, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Flores. Padahal, berbagai elemen masyarakat termasuk Gereja Keuskupan Ruteng menolak rencana tersebut.

Keteguhan sikap Pemprov NTT ini disampaikan Ketua DPRD Manggarai Barat Mateus Hamsi yang bertemu dengan Gubernur NTT Frans Lebu Raya pada Senin (26/1/2015). Hamsi bertemu Gubernur untuk menyampaikan aspirasi masyarakat Manggarai Barat bahwa mereka menolak dengan tegas rencana pembangunan hotel di Pantai Pede.

Namun, rupanya Gubernur Lebu Raya bergeming. Lebu Raya menyatakan hotel akan tetap dibangun. “Frans Lebu Raya sudah menutup pintu negosiasi. Itu artinya ruang ‘perang terbuka’ dimulai,”tegas Kris Bheda Somerpes, aktivis dari komunitas Bolo Lobo kepada Floresa.co, Selasa (27/1/2015).

Komunitas Bolo Lobo merupakan salah satu kelompok anak muda yang selama ini aktif berkampanye agar Pantai Pede tetap menjadi ruang publik. Ketika pemerintah provinsi NTT menggelar sosialisasi pada 17 Januari lalu, komunitas ini sudah menawarkan soluasi alternatif pengelolaan Pantai Pede.

Namun, rupanya tawarkan solusi itu tak dihiraukan. Karena itu, ketika pintu negosiasi sudah tertutup, Kris mengatakan satu-satunya cara adalah menduduki Pantai Pede. “Mau tunjukan kepada elite bahwa warga tidak mundur,”ujar alumnus Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta ini. (PTD/Floresa)

spot_img

Artikel Terkini