Bupati Mabar, Pastor Vikep Labuan Bajo, dan Perusahaan Pantau Titik Geothermal, Ibu-ibu: Listrik Sudah Ada, Kami Tolak!

Polemik proyek geothermal Wae Sano sudah berlangsung sejak 2018 lalu. Hingga saat ini, berbagai upaya dilakukan oleh perusahaan dan pemerintah, termasuk membuat MoU dengan Keuskupan Ruteng. Warga, yang tidak banyak dilibatkan dalam proses-proses yang ada tetap menyatakan penolakan karena proyek itu berlangsung di ruang hidup mereka.

Labuan Bajo, Floresa.co Bupati Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur (NTT) Edistasius Endi, Pastor Vikep Labuan Bajo, Rikar Mangu dan Perusahaan mengadakan kunjungan ke Desa Wae Sano, pada Sabtu 22 Mei 2021 untuk memantau titik-titik pengeboran geothermal di wilayah itu.

Dalam sebuah video yang diperoleh Floresa.co, Selasa, 25 Mei 2021, saat melakukan pemantauan titik di salah satu lokasi di Kampung Nunang, Bupati Edi yang tengah bercakap-cakap dengan mantan Kades Wae Sano, Yosep Subur dan Pastor Paroki Nunang, Dedi Saldi langsung didatangi oleh sekelompok ibu-ibu.

Ibu-ibu yang mengenakan sarung adat itu langsung mengutarakan penolakan terhadap titik yang ditentukan kepada Bupati Edi.

BACA: Uskup Sipri Minta Jokowi Hentikan Proyek Geothermal Wae Sano

“Bagaiman nasib kami nanti kalau proyek ini jadi. Titik-titiknya ada di sekitar rumah kami,” mohon seorang ibu sembari mengelus-elus tangan Bupati Edi.

Aksi ibu yang mengenakan sarung berwarna merah itu disambut ibu-ibu lainnya. “Kami tolak titik ini. Kami tolak,” kata yang satunya.  “Listrik sudah ada. Kami tolak,” sambut yang lain.

Aksi ibu-ibu itu serentak membuat suasana gaduh. Semua yang hadir langsung mengarahkan perhatian kepada ibu-ibu yang mengerumuni Bupati Edi itu.

BACA: Air Danau Kelimutu Surut, Diduga Karena Aktivitas Geothermal Sokoria

Aksi ibu-ibu tersebut redam setelah Yosep Subur menjelaskan maksud kegiatan yang sedang berlangsung. “Mereka tunjukan titik ini, supaya kita semua tahu,” jelas Yosep.

Lalu, dengan nada tinggi Edi Endi mengingatkan ibu-ibu itu untuk tenang dan mendengar penjelasan pihak perusahaan.

“Mau selesai tidak ini masalah. Dengar dulu. Saya kan sudah bilang, termasuk saya, saya tidak tau di mana titiknya. Begitu supaya clear,” kata Bupati Edi.

BACA: JPIC OFM Desak Pemerintah Hentikan Proyek Geothermal Wae Sano  
Bupati Edi Endi memberikan penjelasan kepada Pastor Vikep Labuan Bajo, Rikar Mangu. (Foto: Floresa).

Ia meminta pihak perusahaan untuk memberikan menjelaskan titik-titik itu kepada semua yang hadir.

“Romo vikep. Dulu, waktu Pa Yosep Subur jadi kepala desa, seluruh rangkaian proses dia terlibat. Mohon dijelaskan. Ini titik yang disebut 20 meter. Bagaimana keberadaannya,” ujarnya.

Wakil perusahaan kemudian membuka lembaran peta menjelaskan titik-titik yang dimaksud.

BACA: Proyek Geothermal Wae Sano Terus Dipaksakan, Warga Surati Bank Dunia dan New Zealand Aid  

Kehadiran ibu-ibu dan warga masyarakat lain dalam kegiatan ini tanpa melalui undangan resmi. Pasalnya, dalam surat undangan yang diperoleh Floresa.co, yang mendapat undangan hanya tokoh masyarakat dan pejabat pemerintahan.

Selain Pastor Rikar Mangu dan perusahaan, hadir juga ialah Ketua DPRD Mabar, Marten Mitar dan beberapa pejabat dari kabupaten dan Kecamatan Sano Nggoang.

Hadir juga Tim Komite Bersama yang dibentuk pasca MoU antar Gereja Keuskupan Ruteng dan Kementerian ESDM, salah satunya ialah Geri Minus yang pernah menjadi staf Emi Hafidz, politisi Nasdem, mantan aktivis lingkungan Wahana Lingkungan Hidup.

Setelah memantau titik di Nunang, dilanjutkan pemeriksaan titik di Kampung Dasak. Rombongan bupati bersama Vikep Labuan Bajo dan perusahaan kemudian kembali ke Labuan Bajo.

Ini adalah kunjugan ketiga Bupati Edi ke Wae Sano pasca didaulat memimpin Mabar. Sebelumnya, Bupati Edi mengadakan kunjungan pada 1 Mei 2021. Lalu, seminggu kemudian dirinya kembali ke sana pada Jumat, 7 – 9 Mei 2021.

ARD/Floresa

 

spot_img
spot_img

Artikel Terkini