NUSANTARARomo Beny Susetyo: Indonesia Tidak Mungkin Legalkan Perkawinan Sejenis

Romo Beny Susetyo: Indonesia Tidak Mungkin Legalkan Perkawinan Sejenis

Floresa.co- Romo Benny Susetyo mengatakan Indonesia tidak akan mungkin melegalkan perkawinan sejenis karena memegang kuat norma-norma agama.

“Perkawinan sejenis jelas bertentangan dengan Pancasila yang menjunjung tinggi Ketuhanan Yang Maha Esa. Seluruh agama di Indonesia pasti menentang perkawinan sejenis,” kata Romo Beny, Jumat (3/7/2015).

Karena itu, menurut Benny, pelegalan perkawinan sejenis di Amerika Serikat tidak akan berpengaruh terhadap Indonesia. Apalagi, dia menilai pelegalan perkawinan sejenis di negara tersebut lebih disebabkan faktor politis.

“Yang sedang berkuasa di Amerika Serikat saat ini adalah Partai Demokrat yang lebih liberal. Dalam kampanyenya, Barrack Obama memang sudah menjanjikan akan melegalkan perkawinan sejenis,” katanya.

Romo Benny mengatakan di Amerika Serikat keputusan itu pun menimbulkan pro dan kontra karena tidak semua orang menerima. Karena itu, sangat mungkin keputusan itu dianulir (dibatalkan) bila Partai Demokrat sudah tidak lagi berkuasa di negara itu.

“Bila Partai Republik yang berkuasa, sangat mungkin mereka akan mengubah keputusan itu. Partai Republik selama ini lebih menjunjung norma, berbeda dengan Partai Demokrat yang lebih liberal,” tuturnya.

Benny mengatakan gereja Katolik, mengikuti sikap Tahta Suci Vatikan dan Paus, sejak awal tidak akan mengakui perkawinan sejenis karena menyalahi kodrati manusia yang diciptakan Tuhan berpasangan laki-laki dan perempuan.

“Namun, gereja tetap menghormati dan mencintai kelompok-kelompok penyuka sesama jenis dan merangkul mereka sebagai manusia,” tuturnya.

Menurut Romo Benny, perkawinan adalah buah dari prokreasi antara laki-laki dan perempuan. Karena itu, perkawinan sejenis bertentangan tentang penciptaan manusia oleh Tuhan karena akan mengaburkan identitas laki-laki dan perempuan.

“Selain itu, perkawinan sejenis juga akan menghilangkan makna keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Anak yang hidup dalam keluarga dari orang tua sejenis akan kehilangan figur ayah atau ibu,” jelasnya. (Antara/Armand Suparman/ARS/Floresa)

DUKUNG KAMI

Terima kasih telah membaca artikel kami.

Floresa adalah media independen. Setiap laporan kami lahir dari kerja keras rekan-rekan reporter dan editor yang terus berupaya merawat komitmen agar jurnalisme melayani kepentingan publik.

Kami menggalang dukungan publik, bagian dari cara untuk terus bertahan dan menjaga independensi.

Cara salurkan bantuan bisa dicek pada tautan ini: https://floresa.co/dukung-kami

Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah mendukung kami.

Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel WhatsApp dengan klik di sini.

BACA JUGA

spot_img

TERKINI

BANYAK DIBACA