Floresa.co – Gunung berapi Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur mengalami erupsi pada 03 November pukul 23.57 Wita.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Mitigasi Bencana Geologi menaikkan statusnya dari siaga ke awas – level tertinggi, memaksa ribuan warga harus mengungsi.
Sebanyak 14 desa terdampak erupsi ini, dengan jumlah jiwa 10.295,
Sepuluh orang warga tewas, termasuk satu keluarga dengan anggota enam orang. Mereka tertindih reruntuhan bangunan. Salah satu korban adalah Suster Nikoline Padjo, SSps, seorang biarawati Katolik.
Pemerintah telah menetapkan masa tanggap darurat selama 58 hari, terhitung sejak 4 November sampai 31 Desember 2024.
Berikut adalah foto-foto dari Maria Margaretha Holo, jurnalis Floresa yang merekam momen-momen warga melarikan diri pasca erupsi.
Seorang lansia bersama cucunya sedang berusaha menyelamatkan diri dengan menumpang sebuah mobil pikap usai erupsi Lewotobi Laki-laki. (Maria Margaretha Holo/Floresa)
Tiga orang pengungsi yang merupakan aspiran dari Biara Susteran SSpS Hokeng, Flores Timur berusaha menyelamatkan diri ke Desa Kringa, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka. Gedung Biara SSpS Hokeng turut terbakar karena percikan api dari semburan erupsi gunung berapi Lewotobi Laki-laki. (Maria Margaretha Holo/Floresa)
Biarawati SSps Hokeng bersama siswa-siswi dari SMP Sanctissima Trinitas Hokeng dan Seminari San Dominggo Hokeng dievakuasi ke Kewapante, Kabupaten Sikka akibat erupsi Lewotobi Laki-laki. (Maria Margaretha Holo/Floresa)
Seorang ibu sedang memeluk empat cucunya yang selamat dari erupsi Lewotobi Laki-Laki. (Maria Margaretha Holo/Floresa)
Kondisi Sekolah Dasar Inpres Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang, yang hancur akibat terjangan batu dari erupsi Lewotobi Laki-Laki. (Maria Margaretha Holo/Floresa)
Rumah warga desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang yang rusak akibat erupsi Lewotobi Laki-Laki. (Maria Margaretha Holo/Floresa)
Satu keluarga yang tertimbun reruntuhan rumah dievakuasi oleh Basarnas. (Maria Margaretha Holo/Floresa)
Kondisi jalan trans Maumere-Larantuka usai letusan gunung berapi Lewotobi Laki-Laki.(Maria Margaretha Holo/Floresa)
Warga Kecamatan Wulanggitang bergegas mencari tempat pengungsian usai letusan gunung berapi Lewotobi Laki-laki di Flores Timur. (Maria Margaretha Holo/Floresa)
Para petugas PLN membersihkan jalan trans Maumere-Larantuka yang dipenuhi ranting pohon usai letusan gunung berapi Lewotobi Laki-laki di Flores Timur. (Maria Margaretha Holo/Floresa)
Petugas Satuan Polisi Pamong Praja [Satpol PP] mengevakuasi warga menuju posko pengungsian yang berada di Konga, Desa Konga, Kecamatan Ile Bura usai letusan gunung berapi Lewotobi Laki-laki di Flores Timur. (Maria Margaretha Holo/Floresa)
Kondisi para pengungsi erupsi Lewotobi Laki-laki di aula St. Yohanes Pembaptis Boganatar, Desa Kringa, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka. (Maria Margaretha Holo/Floresa)
Seorang ibu sedang meratapi cucunya yang meninggal akibat tertimbun reruntuhan rumah pada saat terjadi letusan gunung berapi Lewotobi Laki-laki di Flores Timur. (Maria Margaretha Holo/Floresa)
Salah satu korban yang meninggal dunia akibat tertimbun reruntuhan rumah dievakuasi ke Maumere, Kabupaten Sikka. (Maria Margaretha Holo/Floresa)
Salah satu korban yang meninggal dunia akibat tertimbun reruntuhan rumah dievakuasi ke Maumere, Kabupaten Sikka. (Maria Margaretha Holo/Floresa)
Seorang ibu berjaga di samping mayat anak dan cucunya yang meninggal akibat tertimbun reruntuhan rumah pada saat terjadi letusan gunung berapi Lewotobi Laki-laki di Flores Timur. (Maria Margaretha Holo/Floresa)
Warga Kecamatan Wulanggitang yang dievakuasi menuju posko pengungsian yang berada di Konga, Desa Konga, Kecamatan Ile Bura usai letusan gunung berapi Lewotobi Laki-laki di Flores Timur. (Maria Margaretha Holo/Floresa)
Rumah warga desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang yang rusak akibat erupsi Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur. (Maria Margaretha Holo/Floresa)
Warga Kecamatan Wulanggitang yang dievakuasi menuju posko pengungsian yang berada di Konga, Desa Konga, Kecamatan Ile Bura usai letusan gunung berapi Lewotobi Laki-laki di Flores Timur. (Maria Margaretha Holo/Floresa)