Pesan Natal Jokowi dari Kupang

Baca Juga

Presiden mengatakan bahwa umat Kristiani bersyukur merayakan Natal dalam keluarga Indonesia yang ber-Bhineka Tunggal Ika dimana leluhur bangsa Indonesia telah membuat ikrar satu nusa, satu bangsa, satu bahasa dan bukan satu agama.

Warisan asli nusantara, spirit Bhinneka Tunggal Ika itu, menurut Presiden harus dirawat agar cita-cita bersama mewujudkan Indonesia sejahtera, adil, berdaulat terus menggema dalam sukma dan kalbu bangsa Indonesia. “Pancasila harus menjadi habitus bangsa dalam menjalankan iman, harapan, dan kasih,” tegas Presiden.

Perubahan dunia yang sangat cepat, menurut Presiden, membutuhkan insan Indonesia yang mandiri dan berjiwa merdeka. Untuk itu, perayaan Natal harus membawa perubahan sikap mendasar dalam kehidupan bersama sebagai bangsa. “Jangan sampai natal hanyalah seremonial belaka tanpa perubahan sikap mendasar,” lanjut Presiden.

Dalam sambutannya, Presiden mengingatkan pesan Paus Fransiskus yang mengatakan, Natal tanpa pembaharuan dan perubahan perilaku hanyalah sekedar Sandiwara. Natal harus membawa komitmen kepada bangsa dan negara.

“Kita harus kerja keras. Kita bekerja, kita mendapat hasil. Indonesia harus semakin makmur, Indonesia harus sejahtera, Indonesia harus damai dan indonesia harus penuh suka cita,” ujar Presiden.

Presiden juga mengutip pernyataan Uskup Soegijopranoto yang mengatakan bahwa urusan Indonesia lebih jujur, lebih adil, dan lebih sejahtera adalah tugas kita semua termasuk Umat Kristiani Indonesia.

Hal senada juga dikemukakan oleh Pendeta Eka Dharma Putra yang menegaskan bahwa bekerja untuk kemuliaan Indonesia harus menyatu dalam diri umat Kristiani.

“Selamat Hari Natal Tahun 2015 dan Selamat Tahun Baru 2016,” ucap Presiden menutup sambutannya. (*/Petrus/PTD/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini