Floresa.co – Sejumlah komunitas di beberapa kota di Provinsi NTT memeriahkan peringatan Hari Proklamasi atau HUT RI ke-78 dengan menggelar acara nonton bersama Dragon for Sale, film yang mengungkap sisi gelap industri pariwisata di Labuan Bajo, salah satu dari destinasi yang dikembangkan menjadi Bali baru.
Dalam pernyataan panitia penyelenggara kegiatan ini dijelaskan bahwa acara bertajuk “Pekan Bioskop Warga Dragon for Sale,” ini menjadi “tanda cinta pada tanah air Indonesia”, yang salah satunya dengan “merefleksikan kondisi kehidupan bersama sebagai bangsa dan menyumbang ide-ide kritis demi pembangunan yang adil, ekologis, dan berkelanjutan.”
“Selain sebagai hiburan dan sarana silaturahmi, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk saling berbagi gagasan dan usulan konstruktif pembangunan yang berbasis komunitas warga dan menjunjung prinsip keadilan dan ekologis,” demikian menurut panitia.
Poster pengumuman acara nonton film produksi kolaborasi Ekspedisi Indonesia Baru, Sunspirit for Justice and Peace dan Sahabat Flores itu sudah tersebar melalui media sosial beberapa komunitas, antara lain Instagram @sunspirit_flores, Ekspedisi Indonesia Baru @idbaruid, Sahabat Flores @sahabatflores_official, dan @kawanbaikkomodo.
“Dimulai di Paroki Kajong, Reok Barat-Manggarai, Pekan Bioskop Warga #dragonforsale resmi dibuka,” demikian tulis akun @sunspirit_flores pada 12 Agustus, hari pertama pekan bioskop itu, yang ditandai dengan acara perdana oleh kaum muda dari SMK Negeri 1 Reok Barat, Kabupaten Manggarai.
Setelahnya, pada 14 Agustus bioskop warga dibuka di Rumah Singgah yang diinisiasi oleh aktivis Doni Parera di Kampung Golo, Desa Nanga Labang, Borong, Mangggarai Timur.
Pada 16 Agustus, dua komunitas lainnya menggelar acara serupa, yakni di Komunitas Warga Korban Gusuran Lintas Selatan Labuan Bajo, dan Komunitas KAHE Maumere, Kabupaten Sikka.
Di lintas selatan Labuan Bajo, acara diadakan di Kampung Cumbi Desa Warloka, dimana hingga hari ini warga masih menunggu kejelasan ganti rugi lahan yang digusur untuk pembangunan jalan yang sudah diresmikan Presiden Joko Widodo pada Maret 2023, bagian dari persiapan ASEAN Summit.
Sementara itu, Komunitas KAHE Maumere menyelenggarakan acara di Aula Rumah Jabatan Bupati Sikka.
Hadir dalam diskusi pemuataran oleh komunitas itu adalah Dandhy Laksono, sutradara Dragon for Sale dari Ekspedisi Indonesia Baru, Anno Susabun, sutradara lainnya, dan Herman Yoseph Ferdy, aktivis dan petani dari Maumere.
Dandhy mengatakan, lima seri dokumenter Dragon for Sale adalah hasil kerja kolaborasi yang mengangkat fakta-fakta pembangunan pariwisata di Pulau Flores, yang tidak berorientasi pada keadilan warga dan keberlanjutan ekologi.
Hal senada dikatakan Anno, bahwa Dragon for Sale membicarakan “sisi gelap pembangunan pariwisata dan konservasi di Flores”, yang melahirkan perlawanan warga di banyak tempat karena alasan ketidakadilan dan pengrusakan alam.
Sementara itu, Ferdy mengeritik kepedulian sosial warga di Flores, yang “menganggap masalah di Labuan Bajo sebagai urusan orang Labuan Bajo saja, dan masalah Maumere hanya menjadi urusan orang Maumere saja.”
Jadwal bioskop warga berikutnya adalah pada 19 Agustus di Rumah Baca Aksara Ruteng, Kabupaten Manggarai dan Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Manggarai Timur Kupang.
Selain itu adalah di Seminari Pius XII Kisol, Manggarai Timur pada20 Agustus, markas Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia di Ruteng Manggarai 21 Agustus, Komunitas Warga Adat Poco Leok Kabupaten Manggarai 22 Agustus, Komunitas Warga Adat Wae Sano Kabupaten Manggarai Barat 24 Agustus, Komunitas Warga Adat Kampung Komodo Manggarai Barat 26 Agustus, dan Baku Peduli Center Labuan Bajo 28 Agustus.
Acara serupa juga akan diadakan oleh Kelompok Menulis Koran Ledalero di Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero, Maumere, Kabupaten Sikka.
Sempat Dibatalkan Polisi
“Anak-anak Flores bikin nobar dibatalkan polisi, sekarang malah bikin Pekan Bioskop Warga. Salut dan Hormat,” tulis Dandhy Laksono di postingan intagramnya.
Dandhy merujuk pada pembatalan kegiatan Nonton Bareng “Dragon for Sale”, yang sebelumnya hendak diadakan di Water Front City Marina, Labuan Bajo pada Jumat dan Sabtu, 4-5 Agustus.
Menurut Polres Manggarai Barat, pembatalan tersebut terjadi karena penyelenggaran kegiatan belum melengkapi dokumen-dokumen, di antaranya surat izin keramaian yang harus diajukan tiga kali 24 jam sebelum acara, surat rekomendasi dari kelurahan, dan proposal kegiatan.
Selain pembatalan tersebut, polisi juga mendatangi dan menanyakan agenda nonton bareng film yang sama di Baku Peduli Center, Labuan Bajo pada 2 Mei 2023, beberapa hari menjelang pelaksanaan ASEAN Summit.
Menurut Doni Parera, polisi juga sempat mendatangi lokasi Bioskop Warga di Kampung Golo, Desa Nanga Labang, Borong pada 14 Agustus, di mana mereka “mengecek lokasi” sejak persiapan nonton bareng pada sore hari dan menanyakan izin keramaian.
“Sempat tanyakan izin keramaian, tapi saya katakan, ini ruang privat,” ungkap Doni.
Sejak pemutaran perdana pada 1 April, Dragon for Sale telah tersebar di platform daring Bioskoponline.com, selain diputar di banyak tempat penyelenggaraan bioskop warga.
Selain di dalam negeri, film ini juga sudah ditonton oleh delapan universitas di Amerika Serikat pada 1 Mei.