Meski Dibantah DPRD, Tote Tetap Ngotot Pembelian Pajero Sudah Pernah Dibahas

Bupati Yosep Tote
Bupati Yosep Tote

Borong, Floresa.co – Persoalan pembeliah mobil mewah jenis Pajero Sport oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Mangarai Timur (Matim) untuk diberikan kepada Kepolisian Resort (Plores) Manggarai terus menuai kontroversi.

Pada Kamis (11/12/2014), Bupati Matim, Yosep Tote mengatakan di hadapan anggota DPRD Matim dalam Rapat Paripurna Pembahasan Nota Pengantar RABPB tahun 2015, terkait rencana pembelian mobil itu sudah dibahas di Komisi A DPRD Matim pada 2013.

“Mobil Pajero Ini dulu dibahas pada komisi A, tetapi karena tidak mungkin menganggarkan pada dana  perubahan maka dianggarkan dana induk. Mungkin ada anggota dewan waktu itu tidak ikut proses,” kata Tote.

Menanggap pernyataan Bupati Tote, anggota Komisi A DPRD Matim, Mensi Anam mengatakan kepada Floresa.co, Komisi A tidak pernah membahas soal mobil itu.

Selain itu, menurut Mensi, pendapat Pemkab Matim soal status mobil itu juga mencurigakan, berhubung adanya perbedaan jawaban  antara Kepala Bagian (Kabag) Umum dan Sekertaris Daerah (Sekda) Matim.

Menurut Kabag Umum, mobiltersebut merupakan hibah sedangkan menurut Sekda Matim, status mobil itu hanya sebatas pinjam pakai.

Anggota dewan lain Heremias Dupa mengatakan,Pemda seharus harus terbuka dalam penggunaan uang daerah.

“Kondisi wilayah Matim yang masih amburadul. belum memungkinakan untuk membeli mobil yang berkategori mobil mewah,” katanya.

Sebelumnya, mantan Ketua DPRD Matim periode 2009-2014 Yohanes Nahas juga mengatakan, mereka tidak pernah mengetahui rencana pembelian mobil seharga 400 juta itu.

“Tidak ada anggaran untuk pembelian mobil berjenis Pajero Sports seharga Rp 400 juta untuk diberikan kepada Polres Manggarai. Yang pernah dibahas oleh tim anggaran di perubahan anggaran, yaitu pembelian tiga unit mobil untuk tiga pimpinan DPRD yang baru,” kata Nahas.

Pengadaan mobil itu, oleh sebagian pihak dianggap sebagai bentuk gratifikasi, berhubung saat diserahkan, Polres Manggarai sedang menyelidiki kasus dugaan korupsi dana APBD Perubahan Matim pada 2012 senilai 21 miliar.

Niko Martin, aktivis Anti Korupsi di Matim mengatakan, sulit untuk tidak melihat ada maksud tersembunyi di balik pemberian mobil itu. (Satria/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.