Floresa.co – Nama Matis Mboi mencuat sebagai salah satu bakal calon bupati Manggarai Barat (Mabar), Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kiprahnya dalam dunia politik memang masih terbilang baru, tetapi sosoknya sudah tak terlalu asing lagi.
Matias adalah profesional dibalik terselenggaranya acara Sail Komodo tahun 2013 lalu. Saat itu, Matias menjadi Event Organizer (EO) acara itu. Namun kerjanya kala itu, tak cuma sebagai EO tetapi juga menjadi mediator antar berbagai stakeholder acara tersebut, seperti pemerintah Kabupaten Mabar, Pemerintah Provinsi NTT dan Pemerintah Pusat.
Dari sisi event, acara Sail Komodo 2013 itu terbilang sukses. Bahkan menurut Matias, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat itu mengatakan dari enam acara sail yang diselenggarakan pemerintahannya, Sail Komodo merupakan yang terbaik dari sisi persiapan (well prepare) dan dari sisi penyelenggaraan (well organized).
Tak heran setelah acara Sail Komodo itu, Matias pun ditunjuk pemerintah pusat untuk menjadi konsultan acara Sail Raja Ampat tahun 2014. Kini, Matias sedang sibuk mempersiapkan acara Sail Tomini 2015 di Sulawesi Tengah.
Ditengah-tengah kesibukannya mempersipakan Sail Tomini, Matias juga sedang mempersiapkan diri untuk maju sebagai calon bupati Mabar.
Dia mengaku, sebagai orang baru di pentas politik Mabar, tidak mudah baginya untuk bertarung dengan politisi sekelas Agustinus Ch Dulla, Maksimus Gasa, dan Mateus Hamsi yang kini memegang kendali kekuasaan di Mabar, serta dengan Fidelis Pranda yang pernah menjadi bupati.
Namun, itu tak membuat dia patah arang. Selain karena didorong oleh teman-temannya, Matias mengaku ketertarikannya untuk menjadi bupati lantaran terpanggil untuk mengubah wajah Mabar agar menjadi lebih baik.
Bila kelak terpilih, Matias akan menjadikan pariwisata sebagai leading sector. Pembangunan sektor lain, seperti kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, pertanian dan lainnya akan digerakan melalui sektor pariwisata.
Artinya, kata dia, pembangunan sektor pariwisata akan membawa efek ganda (multiplier effect) bagi pembangunan di sektor lainnya.
“Ketika kita membangun Manggarai Barat dengan leading sector pariwisata, itu artinya pariwisata yang akan menjadi penopang utama ekonomi rakyat Manggarai Barat,” ujarnya ketika berbincang dengan Floresa.co, belum lama ini.
Sektor kesehatan misalnya, kata dia, tidak bisa terlepas dari sektor pariwisata. Destinasi wisata yang baik adalah tempat yang bebas penyakit menular seperti malaria sehingga bisa memberikan kenyamanan bagi pelancong.
Untuk itu, bicara sektor pariwisata, jelasnya, tidak bisa terlepas dari pembangunan sektor kesehatan. “Dengan pariwisata memicu kita untuk memikirkan pembangunan sektor kesehatan,”tegasnya.
Pembangunan sektor kesehatan, menurut pria yang kini bermukim di Labuan Bajo ini, tidak sekedar bicara berapa fasilitas kesehatan yang akan dibangun tetapi lebih dari itu bicara tentang bagaimana mempromosikan hidup sehat kepada masyarakat sehingga bebas dari penyakit.
Demikian juga sektor pendidikan juga erat kaitannya dengan pariwisata. Pembangunan sektor pariwista, kata Matias, tidak sekedar memoles tempat wisata seperti pulau Komodo atau Danau Sano Nggoang menjadi lebih menarik, tetapi lebih dari itu meningkatkan kualitas sumber daya manusianya terlebih dahulu.
“Karena ketika manusianya cerdas, kita kreatif. Setelah itu, baru kita bicara, kita apakan ini Komodo dan Sano Nggoang,” tandas pria kelahiran Ruteng tahun 1972 ini.
Bila terpilih, di sektor pendidikan Matias akan mewajibkan semua anak usia sekolah untuk bersekolah. Menurutnya, ini tidak sulit dari sisi pendanaan karena sudah ada program wajib belajar sembilan tahun dari pemerintah pusat.
Tugas pemerintah daerah, kata dia, hanya membuat profil penduduk usia sekolah di daerahnya. Lalu, kemudian membuat perkiraan anggaran agar mereka bisa mendapatkan pendidikan secara cuma-cuma. Lalu, setelah itu memastikan program itu berjalan sehingga tak ada satu pun anak usia sekolah yang tak bersekolah.
Untuk pendidikan pasca SMP, Matias akan memperkuat pendidikan kejuruan. Tidak hanya kejuruan bidang pariwisata, tetapi juga bidang-bidang lainnya seperti pertanian, kelautan dan sebagainya.
Karena itu, menurutnya, harus ada pemetaan potensi yang dimiliki Mabar. Potensi-potensi ini, kata dia, harus dikelolah dengan sumber daya lokal sendiri.
Untuk sektor pertanian, menurutnya jelas berkaitan erat dengan pariwisata. “Ketika leading sector-nya pariwisata, jelas pasar untuk hasil pertanian sudah ada. Orang pasti butuh makan, berarti beras, butuh sayur, makanan suplemen, buah-buahan, itu adalah basisnya di pertanian,” ujarnya.
Tugas pemerintah, kata dia, adalah membuat pemetaan kebutuhan pangan para pelancong. Karena itu, data mengenai jumlah kunjungan wisatawan dan berapa lama mereka tinggal di Mabar perlu dimiliki oleh pemerintah.
Menurutnya, maju sebagai calon bupati Mabart harus dilandasi motivasi untuk membangun daerah itu menjadi lebih baik. Setelah motifasinya sudah murni seperti itu, selanjutnya adalah membuat pemetaan masalah dan kemudian merumuskan solusi.
Matias memiliki hubungan kerabat dengan Ben Mboi. Ayah Matiasadalah adik kandung dari mantan gubernur NTT itu.
Dari Ben Mboi, Matis belajar soal kepemimpinnan yang mengutamakan kepentingan orang banyak, bukan keluarga. (PTD/Floresa)