ReportasePeristiwaBKH Kritik Kualitas Pendidikan di Manggarai

BKH Kritik Kualitas Pendidikan di Manggarai

Floresa.co –  Benny Kabur Harman (BKH), anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Nusa Tenggara Timur (NTT) menyampaikan kritik terhadap kualitas pendidikan di Manggarai, di mana kata dia, masih banyak hal yang perlu dibenahi.

Hal itu ia sampaikan saat menjadi pembicara dalam seminar bertajuk “Politik Pendidikan” yang berlangsung di Aula Paroki Ketang, Desa Ketang, Kecamatan Lelak, Kabupaten Manggarai, Sabtu, 13 Agustus 2016.

Seminar yang diselenggarakan oleh SMP Katolik St. Stefanus dalam rangka Dies Natalies ke-30  itu dihadiri sejumlah anggota DPRD Manggarai, kepala desa, rohaniawan, tokoh masyarakat dan guru-guru se-Kecamatan Lelak.

Narasumber lain seminar itu adah Pius Rengka dan Frans Kape.

BKH menyinggung soal menjamurnya sekolah di Manggarai, namun tidak berbanding lurus dengan mutu pendidikan.

“Manggarai ini memiliki banyak sekolah, tapi kualitas pendidikannya tidak terjamin,” katanya.

“Orientasi semestinya kualitas,” lanjut BKH yang kini sedang menyiapkan diri untuk maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) NTT tahun 2018.

Ia menyoroti sejumlah persoalan, termasuk data bahwa 75% sekolah tidak memenuhi standar layanan minimal pendidikan dalam hal gaji dan kualitas guru serta fasilitas.

Kesejahteraan guru-guru, kata dia, adalah problem utama, sehingga berpengaruh pada kualitas pendidikan.

“Coba dibayangkan di Manggarai, satu sekolah hanya satu guru PNS. Yang lain guru komite semua. Gaji guru dibebankan kepada orang tua murud. Inikan aneh,” kritik BKH.

Sementara itu, menurut Frans Kape, pendidikan dalam keluarga juga tidak kalah penting dalam membentuk perilaku anak.

“Tidak boleh guru (yang) selalu disalahkan. Keluarga juga harus bertanggung jawab dalam mendidik anak,” jelas Kape.

Pius Rengka menambahkan, budaya adalah bagian terpenting dalam membentuk peserta didik.  “Peserta didik harus diajarkan nilai-nilai budaya. Dengan begitu, mereka mampu mengenal budayanya”

Ia berharap, generasi muda Manggarai terus berjuang. Pius mengaku bangga karena Manggarai telah memiliki 100 lebih orang yang memperoleh gelar doktor, di mana tiga di antaranya dari Kecamatan Lelak.

Namun, katanya, ia lebih senang lagi ketika di Manggarai Raya telah memiliki 3 perempuan yang bergelar doktor dan salah satunya adalah Wakil Bupati Manggarai Barat, Maria Geong.

“Pencapaian mereka harus dijadikan cerminan untuk generasi muda Manggarai,” kata Pius. (Ronald Tarsan/ARL/Floresa)

DUKUNG KAMI

Terima kasih telah membaca artikel kami.

Floresa adalah media independen. Setiap laporan kami lahir dari kerja keras rekan-rekan reporter dan editor yang terus berupaya merawat komitmen agar jurnalisme melayani kepentingan publik.

Kami menggalang dukungan publik, bagian dari cara untuk terus bertahan dan menjaga independensi.

Cara salurkan bantuan bisa dicek pada tautan ini: https://floresa.co/dukung-kami

Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah mendukung kami.

Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel WhatsApp dengan klik di sini.

BACA JUGA

TERKINI

BANYAK DIBACA