ReportasePeristiwaFestival Kopi Flores Digelar di Bentara Budaya Jakarta

Festival Kopi Flores Digelar di Bentara Budaya Jakarta

Jakarta, Floresa.co – Harian Kompas menggelar acara festival kopi Flores di Bentara Budaya, Jakarta Barat. Acara ini dibuka Pemimpin Redaksi Kompas Budiman Tanuredjo dan Kepala Dinas Pariwisata NTT, Marius Ardu Jelamu pada Kamis sore, 15 September 2016.

Budiman Tanuredjo dalam sambutan membuka acara mengtakan ide menggelar acara festival kopi ini muncul saat kegiatan jelajah speda Flores-Timor yang digelar Kompas pada 13-23 Agustus lalu.

“Dalam perjalanan sepeda, mereka menginap di rumah adat Bena, mereka menginap bukan di hotel, mereka menginap di tenda. Mereka kemudian bertemulah dengan kopi. Ini adalah ruang pertemuan antara para pesepeda yang sudah menjelajahi dari Sabang sampai Merauke dan dalam setiap penjelajahan sepeda itu yang dibawa adalah kopi,”ujar Budiman.

Budiman mengatakan ia selalu mendengar seloroh soal NTT, Nanti Tuhan Tolong dan Nasib Tidak Tentu. 

“Melalui Kompas, melalui pemberitaan Kompas, melalui aktifitas Kompas, apa yang diinginkan oleh Gubernur NTT pa Frans Lebu Raya, ada sebuah kepanjangan baru dari NTT, New Toursim Teritory akan menjadi kenyataan,”ujarnya.

Ia berharap, pemberitaan Kompas melalui kegiatan jelajah sepeda Flores-Timor bisa mempromosiukan NTT sebagai destinasi wisata yang layak dikunjungi. 

“Kompas hanyalah medium untuk mengkomunikasikan apa yang ada di Nusa Tenggara Timur, sehingga obsesi Nasib Tidak Tentu, Nanti Tuhan Tolong, segera bertransformasi menjadi New Tourism Teritory,”ujarnya.

Panitian Festival Kopi Flores Jannes Eudes Wawa mengatakan acara ini bertujuan untuk mempertemukan petani kopi Flores di sektor hulu dengan industri kopi di sektor hilir.

“Ini coba kita fasilitasi, karena kopi Flores ini dimana-mana jadi buah bibir, tetapi barangnya tidak ada. Kasarnya masih jago kandang. Kompas mencoba memfasilitasi dengan mempertemukan hulu dan hilir,”ujar Jannes.

Selama acara berlangsung selain memamerkan kopi dari Flores, juga ada diskusi antara petani dan pelaku usaha di sektor hilir. Pada hari Sabtu nanti sejumlah barista kopi di Jakarta juga akan mencoba unjuk gigi meracik kopi dari Flores.

Kepala Dinas Pariwisata NTT, Marius Ardu Jelamu dalam sambutannya pada pembukaan acara mengatakan dari delapan kabupaten di Pulau Flores, ada lima kabupaten yang menonjol dalam produksi kopi, yaitu Kabupaten Manggarai Timur, Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Ngada dan Kabupaten Ende.

Jelamu mengatakan kopi arabika dan robusta dari Kabupaten Ngada sudah mulai masuk ke pasar internasional. 

“Sejak 2005 sampai 2016, Kabupaten Ngada sudah bisa mengekspor 1.210 ton kopi ke Amerika dan beberapa negara Eropa,”ujarnya.

Menurut Jelamu, saat ini kopi Flores cukup diminati wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke Flores. 

“Selaku kepala dinas pariwisata saya selalu melakukan kuosioner kepada para turis, minuman apa yang diminati, dominan jawabannya kopi,”ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTT Yohanes Tay Ruba memperkirakan tahun ini produksi kopi Flores mencapai 12.000 ton. 

“Itu arabaika dan robusta,”ujarnya kepada wartawan usai pembukaan acara festival. (Floresa)

DUKUNG KAMI

Terima kasih telah membaca artikel kami.

Floresa adalah media independen. Setiap laporan kami lahir dari kerja keras rekan-rekan reporter dan editor yang terus berupaya merawat komitmen agar jurnalisme melayani kepentingan publik.

Kami menggalang dukungan publik, bagian dari cara untuk terus bertahan dan menjaga independensi.

Cara salurkan bantuan bisa dicek pada tautan ini: https://floresa.co/dukung-kami

Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah mendukung kami.

Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel WhatsApp dengan klik di sini.

BACA JUGA

spot_img

TERKINI

BANYAK DIBACA