Sejumlah Paroki di Keuskupan Ruteng Gelar Doa Novena

Ruteng, Floresa.co – Sejumlah paroki di wilayah keuskupan Ruteng, Flores – NTT melakukan doa novena  agar masalah yang terjadi di gereja lokal itu bisa teratasi dengan baik.

Romo Servulus Juanda, pastor paroki Cewonikit mengatakan  doa novena mulai dilakukan sejak Minggu,18 Juni lalu dan akan berlangsung selama sembilan hari.

Doa novena dilakukan kata dia untuk menyelamatkan gereja katolik dari berbagai macam tantangan yang ada, khususnya di keuskupan Ruteng.

“Kami berdoa untuk keutuhan dan persaudaraan kita di keuskupan Ruteng ini,” ujarnya kepada Floresa.co Selasa, 20 Juni 2017 sore.

Masalah mutakhir yang mendera Keuskupan Ruteng adalah rencana pengunduran diri sejumlah pastor dari jabatan seperti pastor paroki sebagai bentuk protes atas kepemimpinan Mgr Hubert Leteng Pr.

Namun, terpisah, Romo Ompi Latu, Pr, Ketua Komisi Liturgi di keuskupan Ruteng mengatakan pihak yang menginisiasi doa novena tersebut merupakan umat dan beberapa pastor paroki di keuskupan Ruteng.

“Ada beberapa pastor bertanya pada saya apa yang perlu. Gereja sedang merayakan 100 tahun penampakan Maria di Fatima karena itu saya meneruskan pesan Maria untuk berdoa bagi perdamaian dunia. Doa Rosario mendatangkan damai, membawa aroma surgawi ke dalam dunia,” ujarnya kepada Floresa.co Selasa, 20 Juni 2017.

Romo Ompi Latu menampik doa novena ini dilakukan karena ada kekisruhan di internal gereja Katolik Manggarai. Menurutnya, doa novena memang perlu karena suatu karya pastoral dan kerasulan tanpa doa akan menjadi karya sosial belaka.

Ketika ditanya apakah karena konflik antara sejumlah para imam dengan Uskup Mgr. Huber Leteng, Pr, ia mengatakan bukan karena persoalan tersebut.

“Saya tidak melihat itu. Seolah-olah berdoa hanya karena sebuah kesusahan besar. Namun lebih dari itu dalam Gereja ada Tuhan menuntun dan membawanya ke arah yang Dia kehendaki,” ucapnya.

Ia menambahkan pihak yang menginisiasi doa novena untuk keselamatan keuskupan adalah umat di keuskupan Ruteng.

“Itu dari umat. Legio Maria, persekutauan doa Kerahiman Ilahi dan badan pelayanan karismatik katolik,” ujarnya.

Informasi yang diperoleh Floresa.co, doa novena itu dijalankan di semua paroki di wilayah keuskupan Ruteng.

Patris Agat, Ketua Presidium PMKRI Ruteng mengharapkan Gereja secepatnya menyelesaikan persoalan di internal keuskupan dengan adil dan bijak.

“Dinamika kemarin telah menodai kesucian Gereja Keuskupan Ruteng,” ujarnya kepada Floresa.co di Margasiswa PMKRI Ruteng, Selasa, 20 Juni 2017.

Patris berharap semua pihak bisa mengambil nilai positif dari konflik yang terjadi akhir – akhir ini. Khusus untuk Internal Gereja, dirinya berharap persoalan kemarin bisa membawa angin segar berupa perubahan positif yang kemudian bisa membaikkan karya perutusan Gereja kedepan. (Ronald Tarsan/Floresa).

spot_img

Artikel Terkini