ReportasePeristiwaPeneliti IPB: Akibat Pertambangan, NTT Diprediksi Jadi Gurun Pasir 10 Tahun Lagi

Peneliti IPB: Akibat Pertambangan, NTT Diprediksi Jadi Gurun Pasir 10 Tahun Lagi

Floresa.co – Maraknya aktivitas pertambangan dan penggalian sumur air bawah tanah di Nusa Tenggara Timur (NTT) diprediksi akan membuat wilayah ini menjadi gurun pasir dalam 10 hingga 40 tahun ke depan.

Hal ini diungkapkan oleh Peneliti dari Institut Pertanian Bogor Prof Dr Rizaldi Boer di Kupang, sebagaimana dilansir Rimanews.com, Senin (4/5/2015).

“Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan struktur bawah tanah di daerah berbasiskan kepulauan itu terdiri dari batu-batuan karang dan kapur, sehingga rentan terhadap aktivitas pertambangan dan penggalian sumur air tanah untuk kebutuhan air minum penduduk,” kata Rizaldi.

Salah satu indikator dari ancaman itu, kata dia, diantaranya sekitar 40 persen dari total 3.232 desa dan kelurahan di NTT rawan bencana banjir dan bahkan jumlah itu diperkirakan meningkat pada 2040 nanti menjadi 80 persen dan tingkat ancamannya terkategori sedang hingga tinggi.

“Jadi jumlah desa menghadapi risiko banjir akan meningkat di masa depan secara signifikan (sedang-sangat tinggi) dan pada sisi lain dan waktu-waktu tertentu secara umum, tingkat risiko kekeringan di sebagai besar desa akan menurun, namun intensitas kekeringan pada desa yang saat ini sudah tinggi diperkirakan akan semakin meningkat,” terangnya.

Untuk mengatasi hal ini, lanjutnya, sistem evaluasi hasil pembangunan perlu diubah misalnya mengatur aktivitas pertambangan mangan dan marmer secara terkoordinir pada peta dan titik-titik yang tidak rawan bencana.

Terkait masalah penggalian sumur, menurut Kepala Pusat Pengelolaan Risiko dan Peluang Iklim-Institut Pertanian Bogor ini, perlu mendatangkan teknologi untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih dari permukaan tanah, sehingga tidak perlu dilakukan lagi penggalian ke bawah tanah.

“Perubahan iklim sudah terjadi, dan penyebab utama ialah meningkatkan emisi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia dan pembangunan,” pungkasnya. (Armand Suparman/ARS/Floresa)

DUKUNG KAMI

Terima kasih telah membaca artikel kami.

Floresa adalah media independen. Setiap laporan kami lahir dari kerja keras rekan-rekan reporter dan editor yang terus berupaya merawat komitmen agar jurnalisme melayani kepentingan publik.

Kami menggalang dukungan publik, bagian dari cara untuk terus bertahan dan menjaga independensi.

Cara salurkan bantuan bisa dicek pada tautan ini: https://floresa.co/dukung-kami

Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah mendukung kami.

Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel WhatsApp dengan klik di sini.

BACA JUGA

TERKINI

BANYAK DIBACA