PILIHAN EDITORBis Kayu “Tungku Mose” Terjungkal di Nao: 1 Meninggal, Belasan Patah Tulang

Bis Kayu “Tungku Mose” Terjungkal di Nao: 1 Meninggal, Belasan Patah Tulang

Floresa.co – Sebuah bis kayu bernama “Tungku Mose” terjungkal di Nao, Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) – Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (10/10/2015).

Informasi yang dihimpun Floresa.co, kejadian naas itu membuat kernek bernama Yeremias tewas di tempat karena terlindas badan bis, sementara belasan lainnya luka parah, termasuk seorang ibu hamil yang mengalami patah tulang.

Bis dengan rute trayek dari Terang di Kecamatan Boleng, Mabar menuju Ruteng, ibukota Kabupaten Manggarai itu jatuh di Kampung Nao, Kecamatan Kuwus.

Bis itu yang berangkat dari arah Terang dilaporkan terjungkal saat hendak menghindari badan jalan yang rusak parah.

Usai kejadian, para korban langsung mendapat perawatan pertama di Puskesmas Golowelu, Kecamatan Kuwus, termasuk Yeremias yang langsung divisum di tempat tersebut.

Kepala Puskesmas Golowelu, Yosep Sudi menyatakan, jumlah korban yang luka parah sebanyak 19 orang.

“Penanganan pertama dilakukan oleh perawat yang bertugas di Kolang, dekat lokasi kejadian,” katanya.

Selanjutnya, kata dia, perawat tersebut mengurus dan segera mengantar korban ke Pukesmas Golowelu.

Ibu hamil yang mengalami patah tulang. (Foto: Ferdinand Ambo/Floresa)
Ibu hamil yang mengalami patah tulang. (Foto: Ferdinand Ambo/Floresa)

“Sebanyak 10 orang dirujuk ke RSUD Ruteng karena harus ditangani secara intens, sementara 7 pasien lainnya sudah dirawat di Pukesmas dan sudah kembali ke rumah mereka,” ujarnya.

Saat ini, kata dia, di Puskesmas Golowelu masih dirawat dua pasien.

“Kita memiliki keterbatasan sarana prasarana serta jumlah dokter terbatas. Apalagi kondisi pasien cukup parah makanya segera dirujuk ke Ruteng.”

Menurut Yosep, ibu hamil yang ikut dalam kendaraan tersebut hendak memeriksa kesehaannya di RSUD Ruteng bersama anaknya yang berumur dua tahun.

“Hasil pemeriksaan tadi,kondisi kehamilanya tidak terganggu tetapi tetap harus dirawat karena ada perasaan trauma,” katanya. (Ferdinand Ambo/ARL/Floresa)

DUKUNG KAMI

Terima kasih telah membaca artikel kami.

Floresa adalah media independen. Setiap laporan kami lahir dari kerja keras rekan-rekan reporter dan editor yang terus berupaya merawat komitmen agar jurnalisme melayani kepentingan publik.

Kami menggalang dukungan publik, bagian dari cara untuk terus bertahan dan menjaga independensi.

Cara salurkan bantuan bisa dicek pada tautan ini: https://floresa.co/dukung-kami

Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah mendukung kami.

Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel WhatsApp dengan klik di sini.

BACA JUGA

spot_img

TERKINI

BANYAK DIBACA