‘Kami Tidak Lakukan Kejahatan,’ Kata Kepala Sekolah di NTT yang Cari Guru Biologi dengan Syarat Bisa Bela Diri dan Jadi Pelatih Musik

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga NTT mendukung kebijakan kepala sekolah tersebut.

Floresa.co – Kepala sekolah sebuah SMA Negeri di NTT membela kebijakannya yang menetapkan syarat ketat bagi calon guru Mata Pelajaran Biologi di tengah ramainya kritikan di media sosial.

Ia menuding reaksi yang muncul terhadap syarat yang ia tetapkan itu “terlalu berlebihan.”

Surat berisi lowongan pekerjaan dari SMA Negeri 2 Borong di Kabupaten Manggarai Timur itu menjadi viral dalam beberapa hari terakhir.

Ditandatangani Siprianus Nahur, kepala sekolah, dalam surat itu yang salinannya diperoleh Floresa terdapat lima poin persyaratan bagi calon guru Biologi.

Masing-masing adalah [1] berijazah S1 Pendidikan Biologi atau S1 Biologi + sertifikat pendidikan biologi [telah memiliki sertifikat pendidik], [2] alumni kampus dengan program studi terakreditasi A, [3] memiliki Indeks Prestasi Kumulatif [IPK] minimal 3,75, [4] memiliki kemampuan di bidang seni, bela diri kempo dan bisa menjadi pelatih musik [5] dan menguasai information technology [IT].

Siprianus membela ketentuan itu, mengatakan sekolahnya memang sedang membutuhkan guru Biologi, sekaligus pendamping kegiatan ekstrakurikuler untuk bidang seni, bela diri kempo, musik dan paduan suara.

Ia mengatakan, komentar publik terhadap sejumlah persyaratan dalam pengumuman tersebut adalah “lumrah karena mereka belum tahu persis kondisi sekolah kami.”

“Bagi kami, yang penting kami tidak sedang melakukan kejahatan,” katanya kepada Floresa di kantornya, Rabu, 26 Juli.

Siprianus menjelaskan, persyaratan poin satu sampai tiga dalam pengumuman itu adalah yang utama.

Ia berharap “calon guru yang memenuhi persyaratan tersebut nanti dapat melaksanakan tugas pokok mengajar dengan sebaik-baiknya.”

Pada saat yang sama, “kami membutuhkan pembina kegiatan ekstrakurikuler sebagai tugas tambahan jika calon guru bisa memenuhi persyaratan pada poin empat.”

Melalui lima persyaratan tersebut “kami berusaha mencari sosok calon guru yang mempunyai keahlian ganda sehingga pelayanan pendidikan berjalan maksimal, siswa yang memiliki bakat dan minat di bidang seni bela diri dan musik dapat dilayani secara maksimal.”

“Sekali lagi,” katanya, “ini kebutuhan kami, sesuai dengan target pemenuhan kebutuhan pelayanan terhadap peserta didik kami.”

Menurutnya, poin empat yang dipersoalkan oleh publik bukanlah persyaratan tunggal.

“Persyaratan lain adalah poin satu, dua, tiga dan lima. Jika ada pelamar yang memiliki kemampuan lebih atau memenuhi persyaratan empat, tentunya akan dipertimbangkan,” katanya.

“Jika tidak ada satupun calon pelamar yang memenuhi persyaratan itu, maka kami akan meninjau kembali persyaratan tersebut dan tetap merekrut satu orang guru Biologi.”

Alasan Persyaratan Menantang

Siprianus mengatakan pencantuman persyaratan yang menantang dalam pengumuman tersebut karena “peran guru saat ini cukup kompleks.”

Dalam Kurikulum Merdeka, jelasnya, ada tiga program pembelajaran di sekolah, yakni program intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler.

Tiga komponen ini sangat berkaitan erat dan tidak bisa berdiri sendiri, katanya.

“Ketiga-tiganya membutuhkan kompetensi lebih dari seorang guru.”

Sejauh ini, lanjutnya, “pengalaman kami membuktikan bahwa guru yang memiliki keahlian ganda membawa pengaruh yang sangat positif bagi perkembangan mental, minat, dan bakat siswa.”

Contohnya, kata dia, guru Geografi dan Seni Budaya di sekolahnya berhasil membimbing siswa dalam bidang paduan suara dan musik.

“Guru Bahasa Inggris berhasil mendampingi siswa dalam seni bela diri, sanggar tari,” ujarnya.

Lalu, di sekolah lain, seperti di SMK Negeri 1 Borong, lanjutnya, guru Bahasa Inggris berhasil mendampingi peserta didiknya dalam bidang seni melukis.

Sedangkan guru Sejarah, tambahnya, berhasil membimbing siswanya di sanggar tari.

“Praktik-praktik baik dan kompetensi ganda seperti inilah yang kami butuhkan untuk peningkatan kualitas layanan pendidikan di SMA Negeri 2 Borong,” katanya.

“Kami juga meyakini bahwa di luar sana ada guru yang juga memiliki kemampuan seperti itu” tambahnya.

Keyakinan itu, katanya, “bertambah ketika ada seorang lulusan Pendidikan Sosiologi dengan kemampuan lebih yakni bisa menenun dan menjahit melamar di SMA Negeri 2 Borong.”

Dinas PPO NTT Dukung Kepsek

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga [PPO] Provinsi NTT, yang membawahi SMA Negeri menyatakan mendukung terhadap keputusan pihak SMA Negeri 2 Borong.

“Tak ada masalah sepanjang kriteria tersebut dimiliki oleh para pelamar,” kata Linus Nusi Kepala Dinas PPO NTT kepada Floresa.

“Tapi, [apabila] hingga hari-H tak ada pelamar, pasti ada evaluasi atas syarat tersebut,” tambahnya.

Kepala sekolah, kata dia, memiliki otoritas dalam rekrutmen guru.

“Saya kira bangga memiliki Kepsek yang memilih syarat yang dirasa oleh publik berat, tapi bagi para guru yang memenuhi syarat ini, tak ada masalah asal ada pelamar,” katanya.

Ia mengatakan, ada fakta kekurangan guru yang memiliki bakat di bidang kesenian, olahraga, musik dan lain-lain di NTT.

“Kalau [bakat demikian] dimiliki oleh guru, [artinya] sekolah diuntungkan dalam berbagai kegiatan,” kata Linus.

Viral di Media Sosial

Bagaimanapun, bagi sebagian orang, terutama di media sosial, persyaratan yang ditetapkan Kepsek itu ramai dikritik.

“Yang dibutuhkan sebenarnya guru biologi, guru musik atau guru olahraga? Dan kalau rangkap kerjanya, kira-kira digaji berapa?,” komentar pemilik akun Brigita Alfani di Grup Facebook Kabupaten Manggarai Timur.

“Coba kasih tunjuk dulu ijazah dan transkrip nilai dari Kepsek-nya,” tulis akun lain,  Oghan Gaspar.

“Kamu kuliah di kampus negeri akreditasi A, IPK 3,25 saja sudah hebat. [Apalagi kini] IPK di atas 3,50 sudah bisa calon dosen,” tulis akun lainnya.

Akun Nyong Mias menulis, “Kepsek hebat, jika ada pelamar memenuhi persyaratan tersebut kira-kira mau digaji berapa, Pak?”

Ia melanjutkan, “Kenapa tidak tambah guru lain saja yang sesuai dengan tuntutan bapak?”

Sementara beberapa akun lainnya justru menjadikan pengumuman itu sebagai bahan lelucon.26

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini. Gabung juga di grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini.

BACA JUGA

BANYAK DIBACA