Antara Paus Fransiskus, Messi dan Maradona

Baca Juga

Messi bertumbuh dan besar dari klub Argentina Newell’s Old Boys kemudian diboyong Barcelona pada usia 13 tahun. Klub barunya ini mengeluarkan dana perawatan bagi penyembuhan La Pulga yang mengalami kelainan hormon. Pada 2012, ia meraih predikat sebagai pencetak gol terbanyak bagi klubnya, padahal usianya baru 24 tahun.

Paus Fransiskus dan Lionel Messi mengartikan bahwa pribadi yang mencintai diri sendiri juga tidak mampu mencintai orang lain, bahkan tidak mampu mencintai dirinya sendiri. Keduanya ingin menjalani hidup untuk banyak berbagi kepada orang lain, tidak menganggap dirinya serba nomor satu, tetapi justru ingin memberi sebanyak-banyaknya bagi sesama.

Sebaliknya, legenda sepak bola Argentina Diego Maradona, justru menggap dirinya sebagai pemain bola nomor satu sedunia dengan mencetak gol berjuluk “gol tangan Tuhan” pada Piala Dunia 1986 di Meksiko.

Mata hati dunia terbelalak ketika Maradona dirasuk cinta diri. Ketika melawan Inggris dalam perhelatan akbar sepak bola itu, pemain berjuluk el pibe d’oro atau si anak emas itu mencetak dua gol “ajaib”.

Gol pertama ia lesakkan dengan menggunakan tangan, sementara gol kedua ia ceploskan setelah menggiring bola  sejauh hanpir tiga perempat lapangan dengan melewati sejumlah pemain skuad Three Lions.

Duel itu akhirnya berakhir 2-1 bagi kemenangan tim Tango meski diwarnai dengan cinta diri Maradona yang berlebihan. Setelah laga, ia tidak menunjukkan penyesalan dengan gol yang dia cetak dengan menggunakan tangan.

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini