Floresa.co – Perselisihan antara Keuskupan Agung New York dan Keuskupan Peoria, Illinois, Amerika Serikat (AS), telah menghambat kemajuan beatifikasi Mendiang Uskup Agung Fulton J Sheen (1895-1979).
Sebagaimana dilaporkan Ucanews.com, Senin (8/9/2014), Uskup Peoria Mgr Daniel Jenky membuat pengumuman mengejutkan pada 3 September bahwa Vatikan telah memutuskan untuk menghentikan beatifikasi Mendiang Uskup Agung Sheen, yang telah diperkirakan akan diadakan tahun depan.
Uskup itu mengatakan bahwa ia membuat pengumuman ini “dengan rasa sedih,” setelah gagal mencapai kesepakatan dengan Keuskupan Agung New York tentang pemindahan makam Mendiang Uskup Agung Sheen.
Keuskupan Peoria, dimana uskup teolog dan pengkotbah terkenal itu dibesarkan dan ditahbiskan menjadi imam, telah mndorong upaya beatifikasi tersebut.
Pada April, sebuah panel yang ditunjuk Vatikan menyetujui keabsahan mukjizat yang dikaitkan dengan campur tangan mendiang Uskup Agung Sheen, dan pejabat Gereja meramalkan bahwa upacara beatifikasi akan berlangsung di Peoria tahun 2015.
Namun, Uskup Jenky mengungkapkan bahwa Keuskupan Agung New York telah menolak dengan tegas permintaan untuk memindahkan makam mendiang uskup agung itu ke Peoria.
Uskup Jenky mengatakan bahwa ia telah “secara pribadi meyakinkan pada beberapa kesempatan” bahwa Keuskupan Agung New York akan bekerja sama terkait pemindahan tersebut, namun para pejabat Keuskupan Agung New York kemudian menarik dukungan mereka dan para pejabat Vatikan tidak mampu melakukan neegosiasi.
Pengumuman Uskup Jenky ini memberikan tekanan berat pada Keuskupan Agung New York untuk bekerja sama dengan Keuskupan Peoria terkait penggelaran mendiang prelatus itu.
Tapi Yusuf Zwilling, juru bicara Keuskupan Agung New York mengumumkan pada 4 September bahwa keuskupan agung itu belum menerima permintaan apapun dari Vatikan untuk memindahkan makam Mendiang Uskup Agung Sheen.
Mendiang Uskup Agung Sheen dimakamkan di Katedral St. Patrick di New York. Keuskupan agung itu telah menegaskan bahwa ini adalah keinginan mendiang uskup agung itu, dan keluarganya tidak ingin makam uskup agung itu dipindahkan.
