ReportasePeristiwaPengerjaan Proyek di Kecamatan Welak Asal Jadi, Fidelis Syukur Berang

Pengerjaan Proyek di Kecamatan Welak Asal Jadi, Fidelis Syukur Berang

Labuan Bajo, Floresa.coWakil Ketua  DPRD Manggarai Barat (Mabar), Fidelis Syukur berang menyaksikan kualitas proyek dengan anggaran miliaran di Kecamatan Welak.

Pengerjaan proyek tahun anggaran 2017 dari APBD Mabar itu diduga diduga tidak sesuai spesifikasi.

Seperti disaksikan Floresa.co, Rabu, 22 November 2017, anggota DPRD dari daerah pemilihan Kecamatan Welak itu marah saat melihat fisik proyek bangunan rumah paramedis di Puskesmas Orong, dengan pagu anggaran Rp 2. 8 Miliar.

Proyek tersebut dikerjakan oleh CV Nusa Bunga Konstruksi.

Di hadapan tenaga pengawas proyek, Fidelis meminta kontraktor menunjukkan desain gambar bangunan tersebut, karena menyaksikan sejumlah kerusakan di fisik bangunan, seperti tembok yang mulai retak, jendela kaca yang longgar dan sisa material yang berceceran.

“Tolong tunjukan gambarnya,” kata Fidelis.

Namun petugas yang mengawasi proyek itu tidak menunjukkan gambar dan berjanji akan memperbaiki bagian yang rusak.

Menurut Fidelis, sebelumnya, saat pertama kali mengecek bangunan itu, ia sempat mengamuk lantaran pagar yang dibangun asal-asalan.

“Saat itu saya minta bongkar dan dikerjakan ulang. Dan hari ini saya melihatnya sudah bagus,” katanya.

“Sangat disayangkan (bahwa) anggaran besar tetapi hasilnya tidak memuaskan. Makanya saya minta agar kembali diperbaiki,” ujarnya.

Politisi Partai Gerindra itu juga kecewa saat menyaksikan pembangunan ruas jalan Golo Sita – Robo di Kecamatan Welak.

Proyek jalan lapen itu, ia nilai tidak sesuai spesifikasi.

Fidelis sempat menantang petugas yang dipercayakan kontraktor untuk mengawas proyek.

Menurutnya, batu yang digunakan diduga menggunakan batu galian pasir, bukan batu gunung.

“Ini batu pasir ini, bukan batu dari gunung. Kalau mau dibuktikan, silakan di gilas, apa hancur atau tidak,” katanya.

Namun petugas yang mengawas proyek itu beralasa, operator eksavator tidak ada di lokasi, sehingga tidak bisa digilas.

Ia menyakinkan bahwa batu yang digunakan sesuai dengan rancangan anggaran biaya (RAB) proyek.

Ia menyebut, dana proyek itu mencapai sekitar Rp 700 juta.

Ditanya terkait papan informasi proyek itu, ia mengatakan, “dicabut orang gila.”

Ferdinand Ambo/ARL/Floresa

DUKUNG KAMI

Terima kasih telah membaca artikel kami.

Floresa adalah media independen. Setiap laporan kami lahir dari kerja keras rekan-rekan reporter dan editor yang terus berupaya merawat komitmen agar jurnalisme melayani kepentingan publik.

Kami menggalang dukungan publik, bagian dari cara untuk terus bertahan dan menjaga independensi.

Cara salurkan bantuan bisa dicek pada tautan ini: https://floresa.co/dukung-kami

Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah mendukung kami.

Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel WhatsApp dengan klik di sini.

BACA JUGA

spot_img

TERKINI

BANYAK DIBACA