Floresa.co – Awal tahun depan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana melelang wilayah kerja panas bumi di Matalako, Kabupaten Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kapasitas yang akan dilelang mencapai 10 Megawatt (MW).
“Kepastian nilai investasi untuk pengembangan proyek panas bumi Mataloko setelah ada pemenangnya,” ujar Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Rida Mulyana seperti dikutip dari Kontan, Senin (24/11/2014).
Pemenang tender wilayah kerja ini nantinya akan melakukan eksplorasi, uji kelayakan (feasibility study) dan setelah itu baru diketahui nilai investasi proyek panas bumi Mataloko ini.
Sementara itu, pengembang panas bumi, termasuk Star Energy menyatakan tidak tertarik ikut tender panas bumi Mataloko dengan alasan kapasitasnya yang kecil.
Senior Representative Management Star Energy, Sanusi Satar mengatakan belum berminat mengikuti tender, sebab perusahaannya saat ini masih fokus untuk mengembangkan proyek panas bumi Wayang Windu.
Selain itu, bagi Star Energy, potensi wilayah kerja panas bumi Matalako terlalu kecil. “Kami suka kapasitas yang besar,” tegas dia.
Ia menjelaskan, investasi untuk pengembangan panas bumi untuk kapasitas besar dan kecil sama saja. Untuk pengembangan panas bumi kapasitas 1 MW sebesar US$ 3,5 juta sampai US$ 4 juta.
Dengan dana sebesar itu, dibutuhkan waktu delapan sampai 10 tahun untuk pengembalian investasinya.
Direktur Utama Supreme Energy Triharyo Indrawan Susilo juga menyatakan tak berminat.
“Kami mencari yang di atas 70 MW,” ujarnya. (PTD/Floresa)