Borong, Floresa.co – Warga Gurung Liwut, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), NTT mengaku telah ditipu oleh PT Prima Teknik, salah satu perusahaan yang menangani instalasi dan pemasangan meteran di desa tersebut.
Pasalnya, hingga kini, masih ada warga yang belum juga mendapat meteran walaupun sudah membayar sejumlah uang kepada pihak PT Prima Teknik.
Salah satunya ialah Eduardus Adu. Ia mengaku sudah meyerahkan uang muka (DP) sejumlah Rp1.500.000 dari total Rp2.995.000 kepada perwakilan PT Prima Teknik, Diana Leba, pada pertengahan April 2018 lalu untuk meteran 1.300 VA.
Sementara, warga yang membeli meteran 900 VA, harus merogoh kocek Rp2.565.000,00. Jumlah tersebut sudah termasuk instalasi dengan dua mata lampu.
“Ada anak buahnya Diana yang datang ke sini (rumah). Dia bilang kalau langsung menyerahkan uang kepada Diana, meteran cepat dapat,” kata Eduardus kepada Floresa saat ditemui di kediamannya di Rehes, salah satu kampung di desa itu, pada Selasa malam, 8 Januari 2019.
Namun, sembilan bulan berjalan pasca ia menyerahkan uang itu itu ke PT Prima Teknik, dirinya tak kunjung mendapatkan meteran.
Dan, untuk penerangan dan kebutuhan lain di rumahnya, Eduardus harus menarik arus dari rumah tetangga yang rumahnya sudah teraliri listrik PLN dengan kompensasi menanggung seluruh biaya pulsa.
“Saya anggap PT Prima Teknik (Diana) penipu. Hanya instalasi saja yang sudah dipasang, sedangkan meteran belum. Padahal sudah hampir berjalan sembilan bulan,” tegas Eduardus.
Eduardus menuturkan, awal mula dirinya memilih untuk langsung menyerahkan uang langsung kepada PT Prima Teknik karena pertimbangan kemudahan mendapatkan meteran.
Pasalnya, kala itu, beberapa warga menyerahkan uang melalui aparat desa Desa Gurung Liwut mengalami kendala karena sendatnya pembagian meteran.
BACA JUGA: Ada Aroma Busuk Proyek PLN di Desa Gurung Liwut, Matim
Eduardus pun mengurungkan niatnya menyerahkan uang melalui aparat desa tetapi memilih langsung ke PT Prima Teknik dengan harapan prosesnya lebih cepat.
“Saya beraharap prosesnya lebih cepat, tetapi kenyataannya lain. Apalagi waktu itu PT Prima Teknik menjanjikan, dua bulan setelah penyerahan uang (bulan Juni 2018) meteran akan dipasang,” tuturnya.
Diana Sempat Mengancam
Lebih lanjut, terang Edu, sekali, dalam kurun waktu hingga Oktober 2018, dirinya sempat menanyakan kepada Diana aral hingga dirinya tak kunjung mendapatkan meteran melalui pesan singkat (SMS).
Namun, bukannya menyelesaikan soal, jawaban Diana diakui Edu sangat mengecewakan. Diana malah balik mengencam tidak memberikan meteran.
“Bapa tau tidak, prosesnya tidak semudah seperti yang bapa omong. Saya kembalikan saja om (Eduardus) punya uang,” jelas Edu mengulang ancaman Diana.
BACA JUGA: Pasca Diberitakan, Kontraktor Naikkan Daya Meteran Listrik Warga di Desa Gurung Liwut
Eduardus tidak tinggal diam. Ia memperingati diana. “Tapi, ibu harus tau, itu uang kredit untuk usaha kios, jika ibu kembalikan uang itu, berarti harus dengan bunganya,” jelas Edu dengan kesal.
Namun, tutur Eduardus, bukannya akomodatif, Diana malah mengelak. “Tidak ada perjanjian ada bunga uang.”
Hingga saat ini pun, kata Eduardus, tidak seperti sebelum-sebelumnya, Diana sudah jarang kelihatan di Desa Gurung Liwut.
“Kami anggap dia sudah melarikan diri karena selama ini tidak pernah keliatan di Desa Gurung Liwut. Kasian saya punya uang,” tutup ayah anak tiga itu.
Selain Eduardus, informasi yang dihimpun Floresa.co, puluhan warga lain, yakni dari Kampung Rehes dan serta beberapa dari kampung Mbeling, Pesek, Lidi serta dari Kampung Paka di Desa Gurung Liwut juga bernasib seperti Eduardus.
Masing-masing mereka sudah menyerahkan uang kepada beberapa perantara. Bahkan ada juga yang sudah membayar lunas. Namun, hingga hari ini, tak juga mendapat meteran.
Beberapa lainnya yang saat ini sudah mendapatkan meteran harus juga melalui proses yang tak mudah. Ada yang mendapatkan dua biji meteran dan ada pula yang belum menyerahkan serupiah pun uang namun, tetap mendapat meteran.
BACA JUGA: Warga Gurung Liwut: Saya Pelanggan Sehen Sejak 2012, Tapi Belum Dapat Meteran
Sedangkan ada juga yang sudah melunaskan uangnya, hingga saat ini belum juga mendapatkan meteran. Selain itu, ada juga yang masih menggunakan metaran atas nama orang lain.
Menurut Eduardus, jika beberapa minggu ke depan dirinya tak kunjung mendapat meteran, ia memilih menempuh jalur hukum.
“Saya akan lapor Diana (PT Prima Teknik) kepada polisi, biar diselesaikan secara hukum saja,” pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, Floresa sudah berupaya menghubungi Diana, pada Kamis, 10 Januari 2018. Namun hingga Jumat, 11 Januari, pesan singkat melalui layanan WhatApp tidak dijawab walaupun ada pemberitahuan sudah dibaca.
Begitu pun Kepala PLN Rayon Ruteng, I Made Dhanu Wijaya. Floresa juga sudah menghubunginya, namun tidak direspon.
ARJ/Floresa