Ruteng, Floresa.co – Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Manggarai Lodovikus D.Moa mengakui dua Orang Tanpa Gejala (OTG) virus Corona di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah menjalani rapid test dan hasilnya reaktif.
“Ada 2 OTG, sudah 2 kali dilakukan Rapid Test, hasil test I dan II reaktif,” ujar Lodovikus, menjawab pertanyaan Floresa.co, melalui WhatsApp, Sabtu (2/5).
Mengutip rs-jih.co.id, hasil reaktif pada rapid test menandakan bahwa orang yang diperiksa pernah terinfeksi virus Corona.
Sebaliknya, orang yang sudah terinfeksi virus Corona dan memiliki virus ini di dalam tubuhnya bisa saja mendapatkan hasil rapid test yang non reaktif karena tubuhnya belum membentuk antibodi terhadap virus Corona. Oleh karena itu jika hasilnya non reaktif, pemeriksaan rapid test perlu diulang sekali lagi 7-10 hari setelahnya.
Sebelumnya, Floresa.co melaporkan bahwa rapid test terhadap warga Manggarai, yang menjadi bagian dari Cluster Gowa itu sudah dilakukan lebih dari dua pekan lalu oleh RSUD Ben Mboi, menyusul adanya pemberitaan terkait Cluster Gowa di Manggarai Barat yang dinyatakan positif berdasarkan rapid test.
Cluster Gowa merujuk pada orang-orang yang pada Maret lalu ke Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan untuk mengikuti acara keagamaan umat Muslim se-Asia. Banyak di antara peserta acara itu yang sudah dinyatakan positif Covid-19.
Setelah ada pengumuman resmi dari pemerintah provinsi NTT bahwa dua orang Clsuter Gowa di Manggarai Barat terkonfirmasi positif berdasarkan swab test, Pemerintah Kabupaten Manggarai mengisolasi warga Manggarai yang menjadi bagian dari Cluster Gowa itu.
BACA: Pemkab Manggarai Isolasi Tiga Orang di Wisma Atlet Golo Dukal, Bagian dari ‘Cluster Gowa’
Bupati Deno Kamelus sudah mengakui bahwa di Manggarai ada satu orang perempuan yang terkait Cluster Gowa dan sudah dikarantina sejak Kamis, 30 April di Wisma Atlet Golo Dukal bersama suaminya dan seorang perempuan yang bekerja dengan mereka.
Bupati Deno juga mengatakan bahwa swab test belum bisa dilakukan terhadap tiga OTG yang dikarantina, karena akses transportasi udara ditutup sehingga pengiriman sampel tidak bisa dilakukan. “Kami kesulitan kirim swab. Akses udara sudah di-lock (tutup),” ujar Bupati Deno.
PTD/FLORESA