Labuan Bajo, Floresa.co – PT Siloam International Hospitals Tbk mulai membangun rumah sakitnya di kota Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, NTT. Hal ini ditandai dengan pelatakan batu pertama pada Kamis (29/1/2015) pagi.
Rumah sakit berlantai tiga ini dibangun di kawasan simpang Puncak Waringin, Jalan Gabriel Gampur, Desa Gorontalo, Kecamatan Komodo. Dibangun di atas lahan seluas 2,7 hektare, rumah sakit ini rencananya akan memiliki luas bangunan 7.500 meter persegi dengan total investasi Rp 250 miliar.
Rumah sakit ke-26 milik Siloam ini ditargetkan mulai beroperasi sebelum Natal tahun ini. Sebelumnya, pada akhir 2014 lalu, Siloam telah meresmikan rumah sakit pertamanya di NTT yaitu di kota Kupang.
Theo Sambuaga, Presiden Lippo Group, sebagai induk Siloam dalam sambutannya mengatakan, Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo nantinya juga bisa melayani pasien yang menggunakan kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
“Rumah sakit kita selalu membuka pintu selebar-lebarnya kepada masyarakat luas, khususnya masyarakat berpenghasilan rendah termasuk BPJS,” kata Theo yang juga politikus Golkar ini.
Rumah sakit ini, kata Theo nantinya terdiri atas 153 kamar. Dia berjanji, 80% kamar tersebut akan digunakan untuk masyarakat berpenghasilan rendah tetapi tetap dengan standar pelayanan yang sama dengan masyarakat mampu.
Di rumah sakit ini akan dilengkapi teknologi kesehatan canggih seperti CT-Scan, X-ray, Panoramic, Mamography, USG, dan Hyperbaric Chamber.
Terkait tenaga kerja, Theo mengatakan diperkirakan akan menyerap 400 tenaga kerja mulai dari dokter, perawat, dan pekerja rumah sakit lainnya.
Dia menjanjikan mayoritas nanti akan berasal dari Mabar kecuali bila tenaga kerja yang dibutuhkan tidak tersedia di Mabar/
Bupati Agustinus Ch Dula dalam sambutannya mengatakan Mabar saat ini membutuhkan investor untuk mendukung pembangunan di daerah itu.
“Saya selalu mengatakan welcome investor. Silahkan investor mencari keuntungan sebesar-besarnya karena dengan keuntungan itu akan berdampak positif bagi masyarakat Mabar,” katanya.
Dulla mengakui, saat ini Mabar belum memiliki rumah sakit. Fasilitas kesehatan yang tersedia baru 15 puskesmas, tiga diantaranya yang menyediakan fasilitas rawat inap.
Dulla juga mengatakan Pemkab Mabar bersama DPRD pada 2015 ini menganggarkan dana untuk melanjutkan rencana pembangunan rumah sakit pemerintah di Marombok. Dia berharap dengan adanya rumah sakit di Mabar kematian yang konyol tidak lagi terjadi.
Gusti mengatakan Pemkab Mabar memberikan lahan pemerintah yang terletak di seberang jalan persis di depan lokasi rumah sakit Siloam itu untuk digunakan Lippo Group dalam pengembangan bisnisnya.
Model kerja sama, kata Gusti adalah sistem Build Operate And Transfer (BOT) atau kerja sama operasi. (PTD/Floresa)