Pariwisata di Mabar, Apa Dampaknya Bagi Masyakat Lokal?

Labuan Bajo, Floresa.co – Kabupaten Manggarai Barat, di ujung barat Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah tempat hidup komodo, binatang langka yang dua tahun lalu ditetapkan sebagai salah satu keajaiban dunia.

Daerah ini, dengan pemandangan wilayah pesisir yang indah di ibukota Labuan Bajo, serta pulau-pulau kecil yang mempesona di daerah sekitar menjadikannya sebagai salah satu destinasi wisata ternama di Indonesia saat ini.

Pada 2013, mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah menggelar acara Sail Komodo yang menelan dana 3,7 triliun untuk menarik minat dunia pada Labuan Bajo.

Dan, tahun ini, pemerintah pusat sudah menetapkan Labuan Bajo, sebagai salah satu dari 10 destinasi wisata prioritas. Pembangunan pun makin gencar.

Ironi

Namun, di tengah masifnya investasi juga promosi, ternyata dampaknya tidak dirasakan oleh warga lokal, yang kini, kian cemas, karena, mereka mengaku tidak mengalami dampak signifikan.

Di pesisir kota Labuan Bajo, pemukiman penduduk miskin kontras dengan hadirnya banyak hotel, restoran, cafe dan wisatawan asing dan domestik yang lalu lalang.

Menurut data Swiss Contact, tahun lalu jumlah wisatawan mencapai 80 ribu dan diperkirakan meningkat tahun ini. Rata-rata pengeluaran setiap wisatawan sekitar  102.90 USD per hari. Lamanya waktu tinggal rata-rata selama 5 hari. Sementara total uang yang beredar lebih dari 3,5 trilliun  per tahun.

spot_img

Artikel Terkini