Karena itu, upaya untuk keluar dari persoalan tersebut, menurutnya tak lain adalah pemerintah perlu mengeluarkan moratorium pembangunan hotel dan restoran, sembari mempersiapkan supporting system pariwisata.
“Kalau tidak begitu, pengusaha kelas menengah ke bawah tidak bisa berkembang. Pariwisata tidak ada untungnya untuk masyarakat” katanya.
Asep Suryaman, pengusaha The Lounge (restoran, bar dan penginapan), juga mengakui hal itu.
Pemerintah daerah masih abai memikirkan masyarakat lokal, katanya.
“Pemda setempat harusnya melek untuk melihat segala sarana dan prasana penunjang” kata Suryaman, yang sudah sepuluh tahun di Labuan Bajo ini.
Bagi Egi Sudradjat, 25, seorang, yang mengherankan, jangankan perubahan kehidupan ekonomi masyarakat, soal fasilitas publik saja masih jadi masalah besar.
“Rumah sakit dan krisis air minum bersih menjadi isu yang memalukan di Labuan Bajo. Air masih dibeli di sini. Pariwisata belum ada buktinya,” katanya. (Gregorius Afioma/Floresa)