PARIWISATAPariwisata di Mabar, Apa Dampaknya Bagi Masyakat Lokal?

Pariwisata di Mabar, Apa Dampaknya Bagi Masyakat Lokal?

Karena itu, upaya untuk keluar dari persoalan tersebut, menurutnya  tak lain adalah pemerintah perlu mengeluarkan moratorium pembangunan hotel dan restoran, sembari mempersiapkan supporting system pariwisata.

“Kalau tidak begitu, pengusaha kelas menengah ke bawah tidak bisa berkembang. Pariwisata tidak ada untungnya untuk masyarakat” katanya.

Asep Suryaman, pengusaha The Lounge (restoran, bar dan penginapan), juga mengakui hal itu.

Pemerintah daerah masih abai memikirkan masyarakat lokal, katanya.

“Pemda setempat harusnya melek untuk melihat segala sarana dan prasana penunjang” kata Suryaman, yang sudah sepuluh tahun di Labuan Bajo ini.

Bagi Egi Sudradjat, 25, seorang, yang mengherankan, jangankan perubahan kehidupan ekonomi masyarakat, soal fasilitas publik saja masih jadi masalah besar.

“Rumah sakit dan krisis air minum bersih menjadi isu yang memalukan di Labuan Bajo. Air masih dibeli di sini. Pariwisata belum ada buktinya,” katanya. (Gregorius Afioma/Floresa)

 

DUKUNG KAMI

Terima kasih telah membaca artikel kami.

Floresa adalah media independen. Setiap laporan kami lahir dari kerja keras rekan-rekan reporter dan editor yang terus berupaya merawat komitmen agar jurnalisme melayani kepentingan publik.

Kami menggalang dukungan publik, bagian dari cara untuk terus bertahan dan menjaga independensi.

Cara salurkan bantuan bisa dicek pada tautan ini: https://floresa.co/dukung-kami

Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah mendukung kami.

Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel WhatsApp dengan klik di sini.

BACA JUGA

spot_img

TERKINI

BANYAK DIBACA