Ruteng, Floresa.co – Tahun ini Serikat Kepausan Anak dan Remaja Misioner (Sekami) memasuki usia ke-175 tahun.
Momentum ulang tahun Sekami yang dikenal sebagai Hari Anak Misioner Sedunia selalu dirayakan bersamaan dengan Hari Raya Epifani atau Penampakan Tuhan.
Dalam rangka itu, Sekami Paroki St Mikhael Kumba, Keuskupan Ruteng mengadakan Misa yang dikemas secara kreatif.
Selain untuk memeriahkan momentum itu, Misa yang digelar pada Minggu, 7 Januari 2018 tersebut sekaligus menjadi ajang promosi agar wadah Sekami dikenal umat.
Harapan berikutnya, makin banyak pula anak dan remaja yang turut ambil bagian dalam kegiatan rutin Sekami setiap Minggu.
Anak-anak Sekami sudah mulai berkumpul di Gereja St Mikhael pada Minggu pukul 05.30 Wita.
Mereka mendapat kepercayaan untuk menanggung liturgi pada Misa pertama dan kedua. Mereka menunjukkan talenta lewat nyanyian, tarian dan adu mimik dalam drama singkat.
Perayaan tahun ini mengangkat tema “Anak Misioner Berbagi Sukacita Injil dalam Kebhinekaan”. Perayaan Ekaristi kreatif pun disesuaikan dengan tema besar ini.
Selain menggunakan lagu, pakaian dan bahasa dari beberapa daerah dan negara, salah satu bagian yang membuat perayaan ini menarik adalah pementasan drama singkat.
Drama yang disusun dan disutradarai Fr Marto Rian Lesit ini mengisahkan perjalanan seorang pengembara asing yang hendak mencari Juru Selamat dunia yang baru saja lahir.
Di tengah perjalanan, pengembara itu menjumpai berbagai macam orang dari latar belakang agama, suku, budaya dan situasi. Ada yang menerimanya, namun ada juga yang menolak.
Menghadapi kondisi demikian, yang nyaris membuatnya putus asa, ia bertemu dengan Tiga Raja dari Timur di rumah seorang miskin yang cacat.
Perjumpaan inilah yang akhirnya menghantar mereka ke tempat sang Juru Selamat dilahirkan.
Pastor paroki Kumba, Romo Mansu memiliki refleksi tersendiri dari drama singkat ini. Ia mengungkapkan pentingnya semangat mencari dan menemukan Allah.
Peringatan Hari Anak Misioner ini dilanjutkan dengan kegiatan kunjungan Tiga Raja ke rumah-rumah warga.
Dengan menggunakan busana ala raja dan malaikat, anak-anak Sekami berkunjung ke wilayah Langgo, Carep, Kumba, Wae Buka, Cuncalawar, dan Tenda, yang merupakan bagian dari peta wilayah Paroki Kumba.
Dalam kesempatan tersebut, mereka mendoakan keluarga yang dikunjungi.
Tidak sedikit dari mereka yang ditolak, namun tidak sedikit pula yang disambut hangat oleh keluarga-keluarga yang dikunjungi.
“Pengalaman ditolak perlu mereka rasakan”, ungkap salah seorang pendamping Sekami.
Hujan yang sempat mengguyur wilayah Paroki Kumba hari itu tidak memadamkan api semangat dalam diri anak-anak Sekami.
Raja-raja yang basah dan malaikat yang kehujanan tetap sibuk menemukan Juru Selamat dalam sukacita yang besar.
Rangkaian acara hari itu ditutup dengan makan siang dan kegiatan bersih-bersih di gereja paroki.
Laporan Retha Janu/ARL/Floresa