NUSANTARAKPK Tak Izinkan Calon Kepala Daerah Berstatus Tersangka Berkampanye

KPK Tak Izinkan Calon Kepala Daerah Berstatus Tersangka Berkampanye

Jakarta, Floresa.co – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak mengizinkan calon kepala daerah yang telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan untuk ikut kampanye dalam tahapan Pilkada serentak 2018. Sedikitnya, ada 3 calon kepala daerah  yang meringkuk di balik jeruji besi Rumah Tahanan (Rutan) KPK, salah satunya Bupati Ngada, Marianus Sae.

“Tidak ada alasan izin keluar tahanan untuk kampanye di hukum acara,” kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah seperti dilansir cnnindonesia.com, Kamis, 15 Februari 2018.

Marianus maju di Pilgub NTT 2018 berpasangan dengan Emilia J Nomleni. Diusung oleh koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Selain Marianus, calon kepala daerah lain yang ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan KPK ialah calon Bupati Jombang Nyono Suharli dan calon Bupati Subang Imas Aryumningsih.

Sementara itu, Nyono maju bersama Subaidi Muhtar di Pilkada Jombang, diusung oleh Partai Golkar, PKS, PKB, PAN, dan NasDem.

Sedangkan Imas berpasangan dengan Sutarno sebagai calon wakil bupati, dalam Pilkada Subang didukung koalisi Partai Golkar dan PKB.

Mereka sudah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) masing-masing dan telah mendapat nomor urut. Masa kampanye pada Pilkada serentak kali ini akan berlangsung 15 Februari-23 Juni 2018.

Febri menegaskan tidak ada peluang bagi calon kepala daerah yang ditahan untuk mengikuti kampanye pesta demokrasi lima tahunan itu. Para tersangka yang telah ditahan semuanya akan mengikuti aturan penahanan.

“Jika ditahan maka yang berlaku aturan penahanan,” tuturnya.

Sebelumnya Komisioner KPU Wahyu Setiawan mengatakan calon kepala daerah tetap memiliki hak untuk berkampanye meski telah ditahan oleh KPK sekalipun.

“Bagi yang terkena OTT, hak dia sebagai calon masih ada. Itu prinsipnya. Kalau hak paslon masih ajeg, ya hak dia, silakan berkampanye,” kata Wahyu.

Cnnindonesia/Floresa

DUKUNG KAMI

Terima kasih telah membaca artikel kami.

Floresa adalah media independen. Setiap laporan kami lahir dari kerja keras rekan-rekan reporter dan editor yang terus berupaya merawat komitmen agar jurnalisme melayani kepentingan publik.

Kami menggalang dukungan publik, bagian dari cara untuk terus bertahan dan menjaga independensi.

Cara salurkan bantuan bisa dicek pada tautan ini: https://floresa.co/dukung-kami

Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah mendukung kami.

Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel WhatsApp dengan klik di sini.

BACA JUGA

spot_img

TERKINI

BANYAK DIBACA