Warga Poco Leok Kembali Cegat Pemerintah dan PT PLN yang Datangi Tanah Ulayat untuk Proyek Geotermal

Sehari sebelumnya warga mendapat informasi bahwa ada dua tanah ulayat atau lingko tujuan, namun ternyata yang didatangi hanya satu. Warga menilai ini sebagai taktik memecah konsentrasi mereka

Floresa.co – Warga di Poco Leok Kabupaten Manggarai kembali meninggalkan pekerjaan demi mencegat pemerintah dan perusahaan yang mendatangi tanah ulayat mereka, bagian dari upaya menindaklanjuti proyek geotermal.

Warga dari 10 komunitas adat atau gendang itu melakukan aksi saat sejumlah pejabat dari pemerintah kabupaten dan PT Perusahaan Listrik Negara [PLN] mendatangi Poco Leok pada 15 Agustus.

Mereka meninggalkan pekerjaan mereka, untuk bisa menduduki dua tanah ulayat atau lingko yang didatangi.

Sehari sebelumnya, warga mendapat informasi bahwa pemerintah dan PT PLN akan mengidentifikasi dan mendata lahan di Lingko Meter dan Dering. Dua lokasi itu merupakan tanah ulayat Gendang Lungar dan Rebak.

Karena itu, mereka menggelar rapat dan memutuskan melakukan penghadangan pada 15 Agustus.

Sekitar pukul 07.30, ratusan warga dari 10 gendang itu pun terlibat aksi “jaga kampung” di kedua lingko itu. 

Mereka terbagi dalam dua kelompok, di mana warga Gendang Lungar, Tere dan Jong berangkat menuju Lingko Meter, sementara yang lainnya menuju Lingko Dering. 

Lantaran jarak kedua lingko itu cukup jauh, beberapa warga menumpang mobil pikap dan motor, sedangkan sebagiannya memilih berjalan kaki.

Sekitar pukul 10.30 Wita, warga menugaskan dua anak muda untuk memantau situasi di Ndajang, bagian dari Gendang Lungar dan salah satu pintu masuk dari arah utara menuju Poco Leok. 

Pada 15 Agustus 2024, pemerintah dan PT PLN hendak mengidentifikasi dan mendata lahan di Lingko Meter dan Lingko Dering yang merupakan ulayat Gendang Lungar dan Rebak. (Dokumentasi Komunitas Pemuda Poco Leok)

Di lokasi itu, kedua anak muda melihat lebih dari 20 orang yang menggunakan sepeda motor dengan membawa parang. Mereka datang beriringan dengan lima mobil, yakni dua mobil dinas pemerintah dan tiga lainnya merupakan mobil yang dipakai PT PLN.

Rombongan itu mencakup warga Poco Leok yang selama ini tinggal di luar wilayah itu. Mereka bagian dari pemilik lahan yang telah menerima proyek geotermal.

Rombongan itu menuju ke Lingko Dering, dekat dengan lokasi titik pengeboran atau wellpad I di Lingko Sano Koe dan Lingko Lehong, milik Gendang Rebak.

Setibanya di Lingko Dering, tetua adat Gendang Rebak, Alosius Antal dan beberapa warga sempat beradu mulut dengan warga yang datang dengan parang itu.

Hal itu bermula saat Alosius menanyakan tujuan kedatangan rombongan kepada Narsianus Jelahu, salah satu pemilik lahan.

Narsianus berkata, “kami datang untuk membersihkan kebun.” 

Merespons jawaban itu, Alosius berkata, “Kalau datang untuk membersihkan kebun, kenapa harus mendatangkan pihak dari pemerintah daerah dan PLN?” 

Narsianus tidak menjawab pertanyaan itu, lalu menjatuhkan motornya sendiri dan berteriak menyuruh rekannya untuk membuat video.

Alosius berkata, dengan aksi itu, “seolah-olah motornya didorong oleh saya.”

Paulina Imbu, warga lainnya berkata, Narsianus merupakan salah satu orang yang pernah menolak ketika PT PLN melakukan survei di belakang rumah adat Gendang Rebak.

Ia mengingat kata-kata Narsianus kala itu untuk jangan berikan lahan.

“Itu proyek yang merusak dan berbahaya serta membawa dampak penyakit bagi orang banyak. Kita jangan tergiur karena uang,” kata Paulina menirukan ucapan Narsianus. 

Paulina berkata, sekarang Narsianus menjadi orang terdepan yang menyetujui proyek ini ketika lokasinya berada di lahannya.

Antonius Hanta, Tuá Gendang Rebak berkata, beberapa pemilik lahan dan pegawai PT PLN sempat ke lahan, sementara yang lain memilih batal. 

“Mungkin karena mereka melihat warga dari beberapa gendang yang sebelumnya menjaga di Lingko Meter berdatangan menuju ke Lingko Dering sehingga mereka tidak jadi ke lahan,” katanya. 

Sementara itu, salah satu mobil dinas yang datang bersamaan dengan rombongan itu menuju ke kantor Desa Lungar.

Sekitar 30 menit setelah semua warga dari 10 gendang berkumpul di Lingko Dering, mobil dinas berwarna putih yang sebelumnya ke kantor desa juga tiba di lokasi itu.

Melihat itu, warga berhamburan ke jalan, menanyakan tujuan kehadiran mereka di Poco Leok. 

Warga juga menanyakan surat tugas.

Salah seorang di dalam mobil menjawab, “Saya Asisten II atau Pelaksana Tugas Asisten Administrasi Umum, Marianus Yosef Djelamu.”

Seorang lainnya dari mobil dinas itu memberikan surat tugas ke warga yang berisi “daftar hadir identifikasi lahan wellpad D dan I serta Access Road.”

Warga Poco Leok sedang adu mulut dengan utusan Pemerintah Kabupaten Manggarai dan PT PLN. (Dokumentasi Komunitas Pemuda Poco Leok)

Sejumlah warga Poco Leok menyatakan, peristiwa ini merupakan pola baru pemerintah dan perusahaan untuk memicu konflik horizontal antara warga yang pro dan kontra dengan proyek geotermal perluasan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Ulumbu unit 5 dan 6 itu.

Joniardus Juna, seorang warga, menuding hal ini bagian dari taktik Bupati Manggarai Herybertus G.L. Nabit yang mendukung proyek itu untuk mengadu domba pemilik lahan dan warga yang tinggal di Poco Leok.

Pemilik lahan membawa parang, sementara “kami yang mempertahankan ruang hidup tidak membawa apa-apa,” katanya.

Sementara itu, warga lainnya Tadeus Sukardin menduga pemerintah sengaja memberitahu bahwa identifikasi dan pendataan lahan diadakan di dua lokasi, sehingga warga tidak berfokus pada satu titik. 

Ketika warga melakukan aksi jaga kampung di kedua lingko, “ternyata tujuan mereka sebenarnya hanya ke Lingko Dering,” katanya. 

“Bagaimanapun skenario yang dibuat oleh perusahan dan pemerintah untuk meloloskan proyek ini, kami tetap dan akan terus tolak,” kata Tadeus.

Laporan ini dikerjakan Floresa, berkolaborasi dengan Komunitas Pemuda Poco Leok

Editor: Ryan Dagur

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini. Gabung juga di grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini.

TERKINI

BANYAK DIBACA

BACA JUGA