FLORESA BULAN INI

Dari Pelecehan Seksual oleh Guru Agama Katolik Hingga Deretan Proyek Bermasalah

Kasus dugaan pelecehan seksual terhadap belasan murid di sebuah SMK Negeri di Kabupaten Manggarai, NTT oleh seorang Guru Mata Pelajaran Agama Katolik menjadi salah satu fokus laporan Floresa.co selama bulan Desember. Di samping itu, beberapa lainnya adalah terkait proyek-proyek pemerintah yang mubazir, dugaan korupsi dalam pembangunan jalan untuk persiapan ASEAN Summit, kontroversi kenaikan tiket masuk ke Taman Nasional Komodo dan proyek geothermal di Desa Wae Sano. Berikut ringkasan liputannya.

Mempersoalkan Ketidakadilan dalam Penegakan Hukum, Menentang Perusakan Ruang Hidup

Penetapan tersangka Gregorius Jeramu dalam kasus pengadaan lahan Terminal Kembur di Kabupaten Manggarai Timur mendapat sorotan dari kelompok warga yang menganggapnya sebagai bentuk ketidakadilan dalam proses penegakan hukum. Sementara itu, investasi yang mengusik ruang hidup warga dan memicu kecemasan terkait masalah lingkungan terus mendapat perlawanan, seperti proyek geothermal di Wae Sano dan Poco Leok, serta proyek pariwisata di kawasan Hutan Bowosie, Labuan Bajo. Demikian beberapa isu yang menjadi fokus liputan Floresa.co selama Bulan November 2022.

Warga Menang Lawan Tambang, Masih Berjuang Lawan Proyek Lain yang Ancam Ruang Hidup

Sementara warga di Kabupaten Manggarai Timur mencetak sejarah dengan memenangi gugatan kasasi di Mahkamah Agung [MA] melawan pemerintah terkait penerbitan izin tambang, di sejumlah tempat di NTT kelompok warga masih terus berjuang mempertahankan ruang hidup mereka berhadapan dengan berbagai upaya pemerintah meloloskan kebijakan yang dianggap akan membawa petaka bagi masa depan mereka. Ini adalah inti sari dari beberapa topik yang menjadi fokus liputan Floresa.co selama bulan Oktober 2022.

Publikasi Terbaru

Karena Jurnalis Bukan Turis

Floresa menggelar pameran foto, bagian dari rangkaian acara Hari Kebebasan Pers Sedunia 2023, kolaborasi dengan Project Multatuli dan AJI Surabaya

Belajar dari Perlawanan Perempuan Poco Leok

Penolakan para perempuan Poco Leok didasarkan pada kesadaran bahwa tanah adalah sumber kehidupan, kosmologi adat setempat yang melihat bumi sebagai ibu, penghormatan terhadap warisan leluhur dan kecemasan terhadap potensi bencana alam.

25 Tahun Reformasi, Represi untuk Kebebasan Berekspresi Terus Terjadi

Amnesy International Indonesia mencatat setidaknya 127 pembela HAM mengalami serangan sepanjang Januari-Mei 2023.

Sandiaga Uno Klaim Belanja Delegasi ASEAN Summit Capai 15 Miliar, Pelaku UMKM: ‘Itu Zonk!’

Floresa.co - Adven yang duduk di kursi di belakang meja pajangan produk tenun sedang...

Video Anak Bupati Tawarkan Tanah untuk Bangun Pos Polisi Jadi Viral, Penyebarnya Diancam Disomasi dan Diproses Hukum

Baik Sekretaris Dinas Kesehatan Manggarai Timur, Kristiani Pranata Agas, maupun Kapolda NTT, Johni Asadoma marah terhadap pihak yang menyebarkan video itu.