Floresa.co – Floresa masuk dalam daftar 30 media yang terpilih untuk mengikuti Program Independent Media Accelerator 2.0 yang dimulai pada bulan ini.
Program ini diselenggarakan oleh Tempo Institute bekerja sama dengan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI). Pendanaannya didukung oleh The International Fund for Public Interest Media (IFPIM), lembaga yang fokus membantu media yang melayani kepentingan publik dan penguatan demokrasi.
Tujuan program ini adalah membantu media lokal dan independen di seluruh Indonesia mengembangkan model bisnis berkelanjutan melalui konten berbayar atau berlangganan.
Tempo Institute mengumumkan 30 media terpilih melalui akun Instagram pada 10 Mei.
Dari NTT, selain Floresa, media lain yang juga lolos dalam program ini adalah Ekorantt.com yang berbasis di Maumere, Kabupaten Sikka.
Media yang terpilih dibagi dalam dua gelombang, dengan masing-masing 15 media.
Floresa masuk gelombang pertama bersama BantenNews.co.id, Beritabali.com, Langgam.id, Ngopibareng.id, Ntbsatu.com, Sukabumiupdate.com, Harian Analisa, Suara Papua, Harapanrakyat.com, Jubi.id, Riauterkini.com, Harian Kepri, TIMES Indonesia dan Bandung Bergerak.

Program untuk gelombang pertama dimulai pada bulan ini dengan pelatihan selama beberapa hari di Jakarta.
Sementara media peserta gelombang kedua adalah Koreksi.org, Titastory.id, Zonautara.com, Bincangperempuan.com, Insidepontianak.com, Ekora NTT, Bollo.id, Kediripedia.com, Kalesang.id, Beselang.id, Serat.id, Solider, Kaltimkece.id, Sagoe TV dan Deduktif.
Program gelombang kedua dimulai pada Januari tahun depan.

Tempo Institute menyatakan, peserta program mendapat pelatihan dan pendampingan selama dua tahun. Pelatihan mencakup pembuatan konten berbayar untuk redaksi dan pelatihan bisnis berlangganan untuk tim bisnis dan atau teknologi.
Selain itu, ada pendampingan pembuatan konten investigasi dan laporan panjang selama tiga bulan.
Media peserta juga akan mendapat dukungan dana Rp10 juta per bulan selama dua tahun.
“Di akhir program, diharapkan para peserta mampu memiliki sumber pendapatan sendiri dari sistem berlangganan,” menurut Tempo Institute.
Konten berbayar bisa dikembangkan via jaringan Teras.id – agregator konten milik Tempo – atau mengembangkannya sendiri di media masing-masing.
Pemimpin Redaksi Floresa, Herry Kabut berterima kasih kepada Tempo Institute, AMSI dan IFPIM.
“Program ini menjadi salah satu bentuk dukungan bagi kami yang selama satu dekade terakhir memilih terus bertahan dengan praktik jurnalisme yang kritis dan independen,” katanya.
Ia berharap, program ini bisa memperkuat Floresa, terutama dalam meningkatkan kemampuan menghasilkan laporan-laporan investigatif yang menjadi sasaran utama pendampingan selama dua tahun.
Ryan Dagur, Pemimpin Umum Floresa berkata, ide pembuatan konten berbayar dari program ini merupakan hal baru.
Selama ini Floresa baru fokus pada pendanaan dari hibah, dukungan publik dan beberapa inisiatif lain, “namun belum masuk ke model konten berbayar.”
“Kami antusias untuk mempelajari hal baru ini, yang tentu saja sudah dipraktikkan oleh media-media lain, seperti Tempo. Namun, tantangannya tentu saja berbeda jika diterapkan untuk konteks media yang jangkauan topik liputannya prioritas pada skala lokal seperti Floresa,” katanya.
Floresa yang berbasis di Labuan Bajo, Manggarai Barat berdiri pada 2014.
Liputannya fokus pada isu-isu yang berkaitan dengan kepentingan publik dan yang dianggap mengorbankan mereka yang tidak berdaya, terpinggirkan, marginal.
Pada Agustus 2023, Floresa mendapat penghargaan Udin Award dari Aliansi Jurnalis Independen, sebuah penghargaan tahunan untuk mendorong kebebasan pers dan kebebasan berekspresi di Indonesia.
Pada 28 Juni 2024, Floresa juga meraih penghargaan sebagai Lembaga Media Berpengaruh dalam ajang MAW Talk Awards karena dianggap memberi pengaruh positif bagi ekosistem media di Indonesia, khususnya di sektor media lokal.
AMSI juga menganugerahkan AMSI Awards kepada Floresa pada 29 Agustus 2024 untuk Inovasi Program Audience Engagement dan Reader Revenue Terbaik, lewat kanal KoLiterAksi.
Editor: Anno Susabun