Floresa.co – Bercerita tentang Pulau Flores, di Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak lepas dari cerita aneka ragam tempat wisata. Ada pantai-pantai nan indah terbentang di sepanjang selatan dan utara pulau ini. Ada binatang Komodo yang sudah mendunia, kampung tradisional Wae Rebo yang tak kalah mengagumkan.
Selain itu, ada berbagai jenis danau lahir dari alam Pulau Bunga ini. Danau Kelimutu di Moni, Kabupaten Ende, Danau Sanonggoang di Manggarai Barat (Mabar), Danau Ranamese di Manggarai Timur (Matim) dan masih banyak lainnya. Semuanya memiliki keunikan yang jarang terdapat pada danau-danau lainnya.
Salah satu danau yang luar biasa uniknya adalah danau Rana Tonjong. Danau ini merupakan danau lotus (Nelumbo nucifera) raksasa terbesar kedua di dunia setelah danau serupa di India. Letaknya di Kelurahan Pota, Kecamatan Sambirampas, Kabupaten Matim.
Luasnya sekitar 2,5 hektar. Pada April-Juni, bunga lotusnya selalu mekar sehingga pada bulan-bulan tersebut, banyak wisatawan domestik dan asing hadir untuk menyaksikan keindahan Danau Rana Tonjong.
“Saya yang selalu memandu wisatawan dan tamu yang ingin melihat keindahan danau lotus yang hanya ada di Kabupaten Manggarai Timur, khususnya di Kelurahan Pota, Kecamatan Sambirampas. Wisatawan asing sudah mengetahui lotus terbesar di wilayah ini. Mereka biasanya datang dari Labuan Bajo atau datang dari Maumere yang dibawa oleh pemandu-pemandu di Pulau Flores,” jelas Abdulah Masjuban, pegawai harian lepas Dinas Pariwisata Manggarai Timur seperti yang diberitakan Kompas.com, Kamis, (9/4/2015).
Masjuban bersama tim ekspedisi utara, yang terdiri dari jurnalis dan pegawai dari beberapa instansi di Kabupaten Matim yang bertugas mempromosikan wisata di Matim sangat terpesona dengan keunikan dan keindahan danau Rana Tonjang. Dipandu oleh Agustinus Supratman, staf Humas Matim, kurang lebih dua jam., menikmati keindahan danau ini sambil mengabadikan wajah danau ini menggunakan kamera dan memberikan kesaksian tentang aneka ragam kekayaan alam di Kecamatan Sambirampas.
“Satu danau besar tumbuh bunga lotus raksasa yang satu-satunya ada di Indonesia, dan berada di Flores. Selama ini wisatawan mancanegara dan domestik selalu mengunjungi danau tiga warna di Moni, Kabupaten Ende, Danau Sano Nggoang di Kecamatan Sano Nggoang, Manggarai Barat. Kini saatnya wisatawan asing mengunjungi danau lotus terbesar. Wisatawan juga dapat menikmati buah lotus yang bisa dimakan,” tutur Lasarus Gon, salah seorang tim ekspedisi Utara kepada KompasTravel.
Albertus Harianto, wartawan Flores Pos juga demikian. Dia mengaku bangga dengan Kabupaten Manggarai Timur yang memiliki banyak aset pariwisata dan sebagian besar masih luput dari wisatawan. Berbagai obyek pariwisata tersedia di sembilan kecamatan yang belum dikelola dengan baik berupa wisata bahari, wisata gunung, agrowisata kopi dan cengkeh, serta air terjun.
Kanis Lina Bana, mantan wartawan Pos Kupang, yang sekarang menjadi Redaktur Pelaksana Majalah Kabar NTT, menjelaskan kekayaan alam kecamatan Sambirampas. Dia menyebut bahwa di kecamatan Sambirampas juga terdapat Komodo. Komodo yang disebut Komodo Flores ini, beberapa tahun lalu, sudah diteliti oleh peneliti dari Amerika Serikat yang didampingi almarhum Rofino Kant.
“Saya sudah sering menulis pariwisata di Kecamatan Sambirampas. Saya pernah didampingi Kepala Desa Nangambaur, Warkah Jalu untuk berkeliling di beberapa obyek wisata. Kini ada perhatian dari Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur di era kepala dinas yang baru dengan kerja sama bagian Humas untuk mengundang jurnalis dalam melihat, mengamati dan mempublikasi keunikan-keunikan dari Kecamatan Sambirampas,” jelasnya.
Anggota DPRD Manggarai Timur, Adven Peding mengatakan, butuh kerja sama berbagai pihak untuk mengembangkan dan mempromosikan keunikan-keunikan pariwisata di Manggarai Timur. Selama ini informasi tentang pariwisata di Manggarai Timur masih sangat minim sehingga dunia luar tidak pernah mengetahuinya.
“Saya pikir Manggarai Timur harus memiliki ikon atau branding dalam mempromosikan pariwisata. Jika tidak ada branding yang mengundang wisatawan maka pariwisata di Manggarai Timur tetap berjalan di tempat. Dinas Pariwisata harus kreatif dan memiliki inovasi dalam mengembangkan pariwisata di Manggarai Timur yang tak kalah jauh dengan kabupaten lain di Pulau Flores,” keluhnya.
Potret keunikan dan kekayaan wisata di Manggarai Timur butuh dukungan prima dari berbagai pihak. Agar tempat-tempat wisata tersebut menjadi berguna, dibutuhkan nfrastruktur seperti jalan raya yang memadai dan aman sebagai akses bagi wisatawan. Jangan sampai seperti akses menuju Pantai Mbolata, di Kelurahan Watunggene, Kecamatan Kota Komba yang jalannya belum diaspal walaupun wisatawan banyak mendatangi pantai itu. (Ario Jempau/ARJ/Floresa).