“Tanah Mama,” Film Karya Sutradara Asal Manggarai Raih Penghargaan

Namun, ikatan kekeluargaan itu ternyata tak membuat Halosina terbebas dari hukuman. Pemilik ladang dan ketua adat tetap bersikeras bahwa Halosina harus membayar denda satu ekor babi atau sekitar Rp 500 ribu.

Tak punya uang sepeser pun, Halosina akhirnya kabur dari desanya, dan ‘bersembunyi’ di rumah saudaranya di kampung tetangga.

Namun, ancaman denda terus mengejarnya, walau ia dengan gigih berupaya menempuh jalan damai dengan membujuk dan meminta maaf kepada sang adik ipar.

Film ini mendapat repson positif dan ditayang di sejumlah bioskop tahun lalu.

Asrida mengatakan, penghargaan yang ia terima di Yogyakarta, ia persembahkan untuk Mama Halosina, juga mama-mama lain di Tanah Papua serta di seluruh Indonesia yang tiap hari tanpa lelah berjuang bagi keluarga.

“Baik atau buruknya kebijakan pemerintah di negara ini, merekalah yang paling merasakan dampaknya,” kata Asrida.

Asrida berharap, filmnya dapat didistribusikan secara maksimal agar menjangkau lebih banyak penonton.

BACA: Asrida Elisabeth, Sutradara Film “Tanah Mama” Itu dari Manggarai

“Distribusi film ini belum berjalan maksimal, semoga momen ini bisa menambah semangat untuk terus mencapai penonton yang lebih banyak lagi dan menjadi bahan refleksi bersama,” katanya.

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini. Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel Whatsapp dengan klik di sini.

spot_img

BACA JUGA

BANYAK DIBACA