BLT El Nino Hangus karena Kelalaian Pemerintah Desa, Warga di Manggarai Gelar Unjuk Rasa

Dana bantuan itu seharusnya diambil pada 29 Desember 2023 di kantor pos. Warga baru mendapat informasi dari desa pada 2 Januari 2024

Baca Juga

Floresa.co –  Lebih dari 100 warga sebuah desa di Kabupaten Manggarai menggelar unjuk rasa terkait hangusnya dana Bantuan Langsung Tunai [BLT] El Nino karena kelalaian pemerintah desa.

Aksi protes 133 warga Desa Wae Ri’i, Kecamatan Wae Ri’i itu berlangsung di halaman kantor desa pada 3 Januari, sehari usai mereka menerima undangan pencairan BLT El Nino.

Undangan yang dibagikan oleh Desa Wae Ri’i itu diterima pada 2 Januari, berisi informasi pencairan dana oleh kantor pos. Menuruti undangan, mereka lalu berbondong-bondong ke Kantor Pos Cabang Pembantu Ruteng, Manggarai.

Namun, sesampai di sana, mereka diberitahu bahwa dana sudah dibekukan lantaran warga datang terlambat dari jadwal pencairan yang ditetapkan.

Ditemui Floresa sebelum berdemonstrasi, Kornelia Agata, seorang warga Dusun Wade di Desa Wae Ri’i bercerita, pegawai kantor pos menyatakan pencairan seharusnya pada 29 Desember 2023.

Kepala Kantor Pos Cabang Pembantu Ruteng, Silvester Bay membenarkan pengakuan Kornelia.

Jika dana “tak diambil pada hari terjadwal, maka otomatis dinonaktifkan,” katanya kepada Floresa pada 3 Januari.

Ia menyebut penonaktifan dana tersebut langsung dari Kementerian Sosial dan “bukan kewenangan kami.”

“Saya sudah melakukan koordinasi ke pemerinah pusat apakah masih bisa untuk aktif kembali. Dari pusat sudah ada respons bahwa tidak bisa diaktifkan kembali. Uang hangus,” katanya.

Silvester menjelaskan, kantornya sudah mengirim undangan pengambilan dana ke Kantor Desa Wae Ri’i pada 27 Desember 2023, dua hari sebelum jadwal pencairan.

Floresa memperoleh salinan undangan dan jadwal pencairan BLT El Nino yang dikirim kantor pos itu. Pada selembar kertas undangan, juga tertera jelas nama calon penerima bantuan.

Sedangkan pada lembar jadwal pencairan, tertulis jelas tanggal penyaluran dana untuk masing-masing desa, jam pencairan dana serta nama petugas yang akan melayani warga per desa.

Dari Kantor Pos Cabang Ruteng, surat undangan itu “semestinya diberikan kantor desa ke masing-masing calon penerima dananya,” kata Kornelia.

Ia sebetulnya mendatangi Kantor Desa Wae Ri’i pada 29 Desember 2023. Namun, kedatangannya bukan untuk mengambil dana bantuan melainkan “penasaran mengapa kantor desa ramai sekali.”

Rupanya, kata dia, hari itu warga di dua desa tetangga mengambil dana bantuan tersebut di Kantor Desa Wae Ri’i.

Sesuai surat dari kantor pos, dua desa tersebut – Desa Ranaka dan Desa Longko – memang ditetapkan melakukan pencairan di Desa Wae Ri’i. Kantor pos mengirim petugasnya ke desa itu untuk proses pencairan.

Informasi jadwal penyaluran BLT El Nino yag dikeluarkan oleh Kantor Pos Cabang Pembantu Ruteng. (Foto: Fransiskus Pahing)

“Saya tidak tahu hari itu juga jadwal [pencairan BLT El Nino] kami,” kata Kornelia.

Elisabet Mage, juga warga Desa Wae Ri’I menuding “pemerintah desa sepertinya sengaja tak menginformasikan jadwalnya ke warga.”

Sementara itu Kepala Desa Wae Ri’i, Kristianus Apul mengklaim “tak tahu ada undangan dari kantor pos pada 27 Desember 2023.”

Mengaku sibuk pada hari itu, ia menyebut “seorang pegawai kantor desa yang menerima undangan itu tak langsung menyampaikan ke warga.”

Pegawai itu, katanya kepada Floresa pada 3 Januari, “tak juga menginformasikan ke saya kalau ada undangan dari kantor pos.”

Ia mengaku “baru menerima informasi ada undangan pada 30 Desember 2023.”

Saferinus Hani, yang oleh Apul disebut sebagai pegawai desa penerima undangan dari kantor pos menyatakan “ini murni kesalahan saya, saya mohon maaf.”

“Saya sakit pada hari itu dan terlambat mengurus surat undangan,” katanya saat berbicara di hadapan warga yang berdemonstrasi pada 3 Januari.

Sementara itu Sekretaris Kecamatan Wae Ri’i, Libertus A. Ndaur yang juga berbicara di depan warga menyatakan “kejadian ini adalah kelalaian kepala desa.”

Ia menyebut “kepala desa tak segera merespons informasi dari Kantor Pos Cabang Pembantu Ruteng melalui grup percakapan WhatsApp.” Ia tak memerinci jenis informasinya serta kapan terkirim lewat grup WhatsApp.

Ia menyatakan, “kesibukan tak boleh menjadi alasan.”

“Jangan anggap remeh grup WhatsApp. Kita buat grup WhatsApp kan juga ada maksudnya,” katanya.

BLT El Nino merupakan bantuan dari pemerintah untuk pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah serta individu lain yang pendapatannya terpengaruh fenomena cuaca El Nino.

El Nino merujuk pada fenomena peningkatan suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur yang menjadi lebih hangat dari biasanya dan berdampak signifikan pada iklim di berbagai wilayah di dunia, termasuk di Indonesia. Bentuk dampaknya antara lain berupa kekeringan ekstrim.

BLT El Nino diberikan selama November-Desember 2023, dengan total Rp400 ribu per penerima. Untuk seluruh Indonesia, penerima dana bantuan ini mencapai 18,8 juta keluarga.

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini