Ruteng, Floresa.co – Perusahaan Daerah Air Minum Thirta Komodo menyatakan krisis air di kota Ruteng, terjadi lantaran jaringan transmisi milik perusahaan itu sedang diperbaiki. Sedangkan, korelasi krisis air dengan aktifitas PT Nampar Nos, perlu ada penelitian ilmiah.
Klemens Man, Direktur Utama (Dirut) PDAM Thirta Komodo Ruteng, kepada Floresa.co, di ruang kerjanya, Senin (10/11/2014), menyatakan, krisis air ini disebabkan adanya perbaikan perpipaan di beberapa sumber mata air di Ruteng bukan karena aktivitas produksi PT Nampar Nos.
“Kadangkan di sumber mata air kita pipa ukurannya kecil, sehingga banyak air yang buang percuma. Masalah ini sedang kami perbaiki,” jelas Klemens.
Ditanyai seputar tanggapan PDAM atas berbagai tudingan seperti dilansir beberapa media selama ini, bahwa aktivitas produksi air minum PT Nampar Nos sebagai pemicu krisis air di Ruteng, Klemens menyatakan, dugaan itu belum bisa dibenarkan secara mutlak. Sebab, belum dilakukan survei dan penelitian ilmiah.
“Untuk sementara, beberapa sumber mata air milik PDAM tidak ada pengaruhnya terhadap aktivitas PT Nampar Nos. Tidak tahu sumber mata air lain,” tegas Klemens.
Klemens menjelaskan, hingga kini PDAM Thirta Komodo sudah memanfaatkan lima sumber mata air untuk seluruh kota Ruteng. Ke lima mata air itu, masing-masing, Wae Rowang, Wae Pong, Wae Lerong, Wae Ces, dan Wae Ri,i.
“Sebenarnya 10 mata air, tetapi limanya sudah mati,” katanya.
Dia menguccapkan terima kasih atas kritikan beragai pihak termasuk media massa atas kinerja perusahaan yang dipimpinnya. Menurutnya, masukan itu sebagai pemicu agar pihaknya terus memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan air di Ruteng.
“Kami targetkan tahun 2015 semua masalah air akan aman di Ruteng,” janji Klemens. (ADB/Floresa).