Labuan Bajo, Floresa.co – Ratusan orang di Labuan Bajo, ibukota Kabupaten Manggarai Barat menyalakan lilin pada Jumat malam, 26 April 2019 sambil berdoa bagi para korban bom di Sri Lanka.
Aksi ini yang diinisasi oleh Aliansi Perempuan Manggarai Barat dihadiri oleh toko agama.tokoh masyarakat, kaum muda dan anak-anak sekolah.
Sr Maria Yosephina Pahlawati SSpS dari Rumah Perempuan Labuan Bajo yang menggagas acara ini mengatakan, jumlah yang hadir diperkirakan lebih dari 500 orang.
Kegiatan itu, jelasnya, merupakan upaya menunjukkan solidaritas bagi korban bom oleh kelompok ekstremis di Sri Lanka pada 21 April yang hingga kini tercata menewaskan 359 orang dan melukai 500 orang.
Serangan brutal itu menargetkan tiga gereja saat umat Kristen sedang merayakan Minggu Paskah serta sejumlah hotel.
“Kami prihatin dan mengutuk keras peristiwa itu yang menelan banyak korban, termasuk anak anak yang tak bersalah,” kata Sr Yosephin kepada Floresa.co
“Kegiatan ini juga sebagai ungkapan solidaritas dan kepedulian kita akan sesama saudara kita yang mengalami peristiwa yang sangat tragis itu,” lanjut suster yang juga aktivis kemanusiaan ini.
Kelompok ISIS telah mengklaim berada di belakang serangan ini, yang tercatat sebagai salah satu serangan teroris paling parah di dunia dan merupakan kekerasan paling mematikan di Sri Lanka sejak perang saudara selama 26 tahun berakhir pada 2009.
Kelompok ekstrimis domestik Jamaah Thowheeth Nasional (NTJ) juga terlibat dalam serangan ini, di mana lebih dari 40 tersangka telah ditangkap.
Banyak para pemimpin di dunia menyampaikan keperihatinan dan duka cita, termasuk Paus Fransiskus.
“Saya mempercayakan kepada Tuhan mereka yang telah meninggal secara tragis dan saya berdoa untuk yang terluka dan untuk semua yang menderita sebagai akibat dari peristiwa dramatis ini,” kata Paus.
Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) juga dalam sebuah pernyataan menyatakan “kekerasan tidak akan pernah menyelesaikan masalah tetapi justru menimbulkan penderitaan dan akan melahirkan kekerasan baru.”
“Kami mendukung penuh segala upaya yang dilakukan pemerintah Sri Lanka dalam menyelesaikan kasus bom bunuh diri tersebut dengan baik dan benar serta tegas dan adil sesuai dengan hukum yang berlaku dan sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan universal,” demikian menurut KWI dalam pernyataan yang ditandatangani Sekretaris Jenderal, Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC.
ARL/Floresa