Misa Kamis Putih di Paroki Nanu: Hujan Lebat, Minim Penerangan di Gereja

Rahong, Floresa.co – Ribuan umat Paroki Hati Yesus Amat Kudus Nanu, yang masuk wilayah Kecamatan Rahong Utara, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) memadati gereja paroki untuk mengikuti Misa Malam Kamis Putih pada 29 Maret 2018.

Pantauan Floresa.co, umat dari berbagai stasi berbondong-bondong berjalan kaki mendatangi gereja. Misalnya, umat dari Kampung Rongkam, Wontong, Ntala, Ndehes dan Purang.

Sejak sore, hujan mengguyur Rahong dan sekitarnya. Namun, hal itu tidak menyurutkan niat mereka.

Berbagai cara dilakukan demi menghindari hujan. Sambil terus berjalan, ada yang berusaha menutupi kepala dengan kedua tangan. Apa pula yang menggunakan daun pisang. Bahkan ada yang menggunakan baju.

Misa dimulai pukul 19.00, dipimpin oleh Pater Ardi SVD.

Diiringi koor umat setempat dimana mereka menggunakan busana adat Manggarai, semua umat khusyuk mengikuti Misa.

Jumlah umat yang begitu banyak, membuat ada yang tidak mendapat tempat duduk dan memilih berdiri pada bagian kanan pintu masuk.

Selain itu, kondisi gereja yang baru selesai dibangun beberapa tahun lalu ini terliat gelap. Pasalnya, bagian kiri dan kanan gereja hingga di pintu masuk gelap, tidak ada satupun penerangan.

Di dalam gereja, sebagian bola lampu juga banyak yang tidak menyala.

Sementara itu, sound system tidak begitu jelas bunyinya. Umat yang duduk di bagian belakang gereja tidak mendengar secara jelas kotbah imam. Rintikan hujan deras menghujam sink, makin membuat suara imam semakin tak terdengar.

Kesederhanaan Yesus

Dalam kotbahnya, Pater Ardi menekankan tentang kesederhanan Yesus.

Menurutnya, tindakan membasuh kaki para murid saat perjamuan terakhir menunjukan kerendahan hati pemimpin yang dengan tulus melayani.

“Perjamuan terakhir menunjukkan keakrabaran Tuhan bersama muridNya.”

“Sekian lama Yesus bersama para muridNya, lalu meninggalkan mereka dan memanggul salib,” katanya.

Menurutnya, perlakuan Yesus terhadap para muridNya sangat menarik. Sebab, jarang ditemukan pemimpin yang bisa membasuh kaki bawahan, apalagi muridNya.

“Bagi kita, tak pantas sang pemimpin membasuh kaki. Cuci kaki yang dilakukan Yesus kepada para muridNya menunjukan simbol pelayanan yang tulus.”

“Yesus mengajarkan kita agar melayani sesama secara tulus. Dia punya rencana besar untuk semua umatNya”.

Pater Ardi mengatakan, Ekaristi adalah inti hidup orang Katolik. Sebab Yesus selalu menjanjikan keselamatan abadi bagi kita umatnya melalui Perayaan Ekaristi.

“Kita harus percaya bahwa ada keselamatan kekal ketika kita tulus menjalani ajaran Tuhan Yesus,” jelasnya.

Peristiwa Yesus disalib, lanjutnya, merupakan tindakan yesus menyelamatkan umatNya.

“Dengan kuasaNya, dia bisa menghalaukan algojo dan para serdadu. Namun, ia tetap memilih memanggul salib sebagai simbol keselamatan kekal.”

“Kalau mau keselamatan itu benar terjadi dalam diri kita masing-masing, maka turutilah keteladanan Yesus,” pungkasnya.

Ferdinand Ambo/ARJ/Floresa

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini. Gabung juga di grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini.

BACA JUGA

BANYAK DIBACA