ReportasePeristiwaDibangun dengan Dana Rp 6 Miliar, Kini Teriminal Wae Lengga Jadi Tempat Mesum

Dibangun dengan Dana Rp 6 Miliar, Kini Teriminal Wae Lengga Jadi Tempat Mesum

Foto Peresmian terminal Wae Lengga pada 2013 oleh Wakil Bupati Matim, Andreas Agas

Borong, Floresa.co – Terminal Wae Lengga, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga kini mubazir.

Warga yang ditemui Floresa.co, Minggu (3/5/2015) mengaku, mereka sering menemukan kondom bekas di sekitar lokasi terminal.

Kuat dugaan, fasilitas publik itu yang dibangun dengan dana 6 miliar dan diresmikan pada 2013 oleh Wakil Bupati Andreas Agas, kini jadi tempat mesum.

Pantauan Floresa.co, terminal itu memang tampak tidak terawat.

Bahkan, timbul kesan, warga menjadikannya sebagai tempat pembungan sampah, mengingat mudah sekali menemukan tumpukan sampah plastik dimana-mana.

Floresa.co mendapat informasi, tidak ada satu pun pegawai Dinas Perhubungan Matim yang bertugas di dalam terminal itu setiap hari.

Mirisnya lagi, meski sebagaimana seharusnya terminal jadi tempat yang biasa dipadati mobil, di Wae Lengga, hal demikian tidak terjadi. Mobil jarang masuk ke area tersebut.

Pada hari pasar pun, dimana biasa selalu ramai, tak ada petugas yang menampakkan batang hidung di terminal itu.

Padahal, saat peresmian terminal itu, Agas menyatakan harapannnya, agar terminal itu bisa dimanfaatkan dengan baik.

Selain itu, agar angkutan umum tidak menggunakan bahu jalan untuk parkir menunggu dan menurunkan penumpang.

Terminal, menurut dia, menjadi sarana untuk menciptakan kondisi berlalu lintas terpadu yang aman, tertib dan lancar.

Salah seorang warga Wae Lengga yang minta namanya tidak disebut menjelaskan, pembangunan terminal sebenarnya sesuatu yang mendesak di Wae Lengga..

Ia menilai, pemerintah terlalu buru-buru membangun terminal.

“Lebih baik memperbanyak pembangunan infrastruktur jalan raya serta jembatan dibanding mengeluarkan uang Rp 6 Miliar untuk membangun terminal yang sekarang dijadikan area mesum oleh orang-orang tertentu,” katanya.

Terkait masalah ini, Kadis Perhubungan Matim, Yulius Biman yang dihubungi berulangkali oleh Floresa.co melalui telepon selulernya, belum memberi respon. (Satria/ARL/Floresa)

DUKUNG KAMI

Terima kasih telah membaca artikel kami.

Floresa adalah media independen. Setiap laporan kami lahir dari kerja keras rekan-rekan reporter dan editor yang terus berupaya merawat komitmen agar jurnalisme melayani kepentingan publik.

Kami menggalang dukungan publik, bagian dari cara untuk terus bertahan dan menjaga independensi.

Cara salurkan bantuan bisa dicek pada tautan ini: https://floresa.co/dukung-kami

Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah mendukung kami.

Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel WhatsApp dengan klik di sini.

BACA JUGA

spot_img

TERKINI

BANYAK DIBACA