ReportasePeristiwaWabub Ende Dikritik Terkait Rencana Pesta Nikah Anaknya di Taman Renungan Bung Karno

Wabub Ende Dikritik Terkait Rencana Pesta Nikah Anaknya di Taman Renungan Bung Karno

Wakil Bupati Ende, Djafar Ahmad
Wakil Bupati Ende, Djafar Ahmad

Floresa.co – Wakil Bupati Ende-Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), Djafar Achmad mendapat kritikan dari  Barisan Relawan Jalan Perubahan (BaraJP) terkait rencana penyelenggaraan pesta nikah anaknya pada Jumat esok (11/9/2015) di Taman Renungan Bung Karno, Ende.

“Ini sebuah trend baru untuk masyarakat Kabupaten Ende dan dimulai dari pemimpinnya (wakil bupati) untuk menggunakan taman tempat permenungan Bung Karno yang melahirkan ideologi bangsa Indonesia sebagai tempat pesta nikah,” demikian menurut rilis BaraJP DPC Ende dan DPD NTT yang diterima Floresa.co, Kamis petang.

Ketua BaraJP DPC Ende, Herman Gatu mengatakan, seharusnya Taman Renungan Bung Karno itu tidak boleh disamakan dengan taman-taman yang lain.

“Taman Renungan Bung Karno dibuat karena ada nilai historisnya. Aset-aset sejarah di Kabupaten Ende, seperti Situs Bung Karno, Taman Renungan Bung Karno, dan lain-lain merupakan kekayaan masyarakat kabupaten Ende, NTT dan Indonesia umumnya,” kata Herman.

Menurutnya, sebagai aset yang menyimpan sejumlah nilai historis, hendaknya keberadaannya dapat memberikan nilai pendidikan bagi generasi bangsa.

“Oleh karena itu semua aktivitas yang berlangsung dalam kawasan tersebut harus yang bersifat mendidik,” katanya.

Surat undangan pesta nikah anak Wakil Bupati Ende

Hal senada juga ditegaskan oleh Ketua Bidang Advokasi BaraJP DPD NTT, Florianus N. Sambi Dede.

Ia lagi-lagi menyindir bahwa ini pertama kali dalam sejarah bangsa Indonesia, di mana taman itu dijadikan sebagai tempat pesta.

“Dan itu dimulai oleh seorang pejabat daerah sebagai tuan pesta. Tidak ada yang melarang untuk membuat hajatan. Tapi mari kita berpikir lebih jauh pada pemilihan lokasi berpesta,” tegasnya.

Ia mengajak semua pihak untuk menjaga dan melestarikan Taman Renungan Bung Karno sesuai dengan yang seharusnya.

Bara JP juga mendesak pemerintah setempat untuk merawat tempat bersejarah itu, yang selama ini kerap dijadikan sebagai tempat untuk pacaran dan tempat berkeliaran bagi hewan-hewan seperti kambing. (Ardy Abba/Ari D/ARL/Floresa)

DUKUNG KAMI

Terima kasih telah membaca artikel kami.

Floresa adalah media independen. Setiap laporan kami lahir dari kerja keras rekan-rekan reporter dan editor yang terus berupaya merawat komitmen agar jurnalisme melayani kepentingan publik.

Kami menggalang dukungan publik, bagian dari cara untuk terus bertahan dan menjaga independensi.

Cara salurkan bantuan bisa dicek pada tautan ini: https://floresa.co/dukung-kami

Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah mendukung kami.

Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel WhatsApp dengan klik di sini.

BACA JUGA

spot_img

TERKINI

BANYAK DIBACA