Floresa.co – Hujan yang melanda wilayah Kecamatan Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) dan sekitarnya belakangan ini menyebabkan bajir dan merusakan beberapa fasilitas milik warga.
Salah satunya ialah pembangkit listrik tenaga mikro hidrolik (PLTMH) milik masyarakat Bea Muring yang rusak pada Senin, 25 Februari lalu. Bahkan rumah yang menyimpan mesin itu juga terseret air.
Selama ini, mesin PLTMH itu mengasupi listrik untuk warga beberapa desa di kecamatan itu.
Akibatnya kerusakan mesin itu, belakangan, warga kesulitan mendapatkan penerangan, termasuk untuk keperluan ibadat dan misa Gereja Bea Muring.
Pastor Paroki Bea Muring, Marsel Hasan, kepada floresa.co, Kamis, 1 Maret 2018 via telephon mengatakan, mesin PLTMH itu merupakan pembelian swadaya oleh masyarakat di wilayah itu.
“Menerangi 143 kepala keluarga untuk 3 desa, yakni Desa Arus, Desa Lendo, dan Desa Leong,” ujarnya.
Selain untuk kebutuhan warga PLTMH itu juga digunakan unutuk kebutuhan listrik Puskesmas dan Gereja Paroki Bea Muring.
“Ada dua tempat ibadah dan satu puskemas. Tetapi sekarang sudah mengalami kendala. Akibat mesin tidak bisa di fungsikan,”
Dirinya memastikan beberapa bagian dari komponen mesin PLTMH itu sudah tidak bisa dioperasikan lagi. Dibutuhkan dana sekitar Rp 500 juta untuk biaya servis dan mengantikan beberapa komponenan mesin.
“Harga mesin itu dulu 2 miliar lebih, dana yang diperoleh melalui swadaya masyarakat,” jelasnya.
Dirinya berupaya melaporkan kejadian ini ke Pemda Matim dan berharap ada batuan dari pihak Pemda.
“Rencananya saya akan melaporkan kejadian ini ke pemerintah Matim secepatnya”,
Selain merusakan mesin PLTMA, banjir juga merusak bendungan di wilayah itu.
Ferdinand Ambo/ARJ/Floresa