ReportasePeristiwa Di India, Biarawati Tua Diperkosa

Di India, Biarawati Tua Diperkosa

Siswa sekolah Convent of Jesus and Mary School berunjuk rasa memprotes perkosaan sekelompok orang atas seorang Suster Katolik berusia sekitar 70 tahun di Ranaghat, Benggal Barat, India Timur, Sabtu (14/3/2015). Foto: Kompas.com
Siswa sekolah Convent of Jesus and Mary School berunjuk rasa memprotes perkosaan sekelompok orang atas seorang Suster Katolik berusia sekitar 70 tahun di Ranaghat, Benggal Barat, India Timur, Sabtu (14/3/2015). (Foto: Kompas.com)

Floresa.co – Akhir-akhi ini, tingkat pelanggaran terhadap harkat dan martabat perempuan di India cukup memprihatinkan. Satu lagi korban yang mendapat kekerasan seksual yaitu seorang Biarawati.

Seperti yang diberitakan Kompas.com, Minggu, (15/3/2015), pemerkosaan terjadi terhadap seorang suster tua di Negara Bagian Benggala, India Timur. Suster itu diperkosa sekelompok orang tatkala mencoba mencegah mereka merampok sebuah sekolah misionaris.

Polisi mengatakan, enam orang memasuki sekolah Convent of Jesus and Mary di Ranaghat, sekitar 80 kilometer sebelah timur laut Kolkata, ibu kota negara bagian, dan memerkosa seorang biarawati yang mencegah mereka merampok sekolah misionaris itu.

Diinformasikan, Biarawati itu, yang diperkirakan berusia 70 tahun, dirawat di rumah sakit dalam kondisi serius. Belum satu pun dari para penyerang tersebut yang ditangkap.

Atas peristiwa itu, puluhan siswa yang marah, bersama orangtua dan guru mereka, menutup jalan raya dan jalur kereta di dekat lokasi itu selama beberapa jam.

Aksi itu merupakan tuntutan agar polisi bertindak cepat dan menangkap pelaku.

Sebelumnya, tepatnya awal bulan ini, pemerintah India melarang dirilisnya Film India’s Daugter, sebuah film dokumenter yang dibuat atas dasar pemerkosaan dan pembunuhan seorang perempuan berusia 23 tahun oleh sekelompok orang di New Delhi.

Pelarangan terjadi dengan alasan bahwa film itu bisa menyulut kemarahan publik karena di dalamnya menampilkan wawancara Mukesh Singh, salah satu pelaku.

Sigh, dalam film itu mengatakan bahwa “seorang gadis jauh lebih bertanggung jawab atas pemerkosaan daripada seorang laki-laki“.

Namun, pelarangan itu berujung pada penyerbuan terhadap penjara dengan keamanan tingkat tinggi dan menewaskan salah satu pelaku. (ARJ/Floresa).

DUKUNG KAMI

Terima kasih telah membaca artikel kami.

Floresa adalah media independen. Setiap laporan kami lahir dari kerja keras rekan-rekan reporter dan editor yang terus berupaya merawat komitmen agar jurnalisme melayani kepentingan publik.

Kami menggalang dukungan publik, bagian dari cara untuk terus bertahan dan menjaga independensi.

Cara salurkan bantuan bisa dicek pada tautan ini: https://floresa.co/dukung-kami

Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah mendukung kami.

Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel WhatsApp dengan klik di sini.

BACA JUGA

spot_img

TERKINI

BANYAK DIBACA