Labuan Bajo, Floresa.co – Selama dua pekan terakhir, aktivitas penjualan air bersih di kota Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur (NTT) makin marak.
Menurut keterangan pelaku, air yang dijual itu disedot dari jaringan pipa milik Perusahaan Air Minum (PAM).
BACA Juga: Dua Pekan Terakhir, Marak Penjualan Air di Sekitar Labuan Bajo
Ajis, sopir kendaraan roda empat yang ditemui di Kampung Capi, Desa Golo Bilas, Kecamatan Komodo, adalah salah satu pelaku yang mengakui hal itu.
“Kami menjual air ke kota Labuan Bajo dengan harga satu kali antar Rp 100.000. Dalam satu hari kami bisa menjual ke warga 10 kali,” ujarnya, Senin (21/9/2015).
Ia mengatakan, kendaraan dan fiber air yang ia gunakan miliki Barding asal Kampung Tengah.
“Dia kakak dari anggota DPRD Mabar Ahmad Nur,” ujarnya.
Pantauan Floresa.co, lokasi penyedotan air terletak di belakang rumah warga.
Di situ sudah disiapkan penampungan air yang ditutup terpal. Kendaraan yang menjual air langsung mengambil dari penampungan tersebut.
Ajis mengatakan, tiap bulan, mereka membayar iuran ke PAM. Namun, ia mengaku pemilik meteran sebenarnya warga di Kampung Capi.
Ibu, pemilik meteran, yang enggan namanya disebutkan mengakui adanya aktivitas penyedotan air di rumahnya. Namun, ia menolak disebut menjual air.
“Kami tidak menjual air. Mereka (Ajis) datang isi sendiri, lalu tiap bulan mereka bayar sendiri di PAM,” ujarnya.
Dihubungi terpisah, Ahmad Nur, anggota DPRD dari PPP mengakui bahwa pemilik kendaraan adalah keluarganya. Namun, ia membantah dirinya terlibat dalam bisnis itu.
Nur juga mengakui bawah penyedotan air itu dilakukan di meteran milik PAM. Namun, ia menegaskan dirinya tak ada sangkut paut dengan bisnis penjualan air yang dilakukan itu. (Sirilus Ladur/PTD/Floresa)